Badak (bahasa Inggris: rhinoceros) adalah lima spesies hewan dari famili Rhinocerotidae, ordo Perissodactyla yang kesemuanya berasal dari Afrika atau Asia.
Badak di Indonesia adalah Badak Jawa dan Badak Sumatera. Dua jenis Badak dari lima jenis yang ada di dunia saat ini. 60 juta tahun lalu terdapat sekitar 30 jenis badak yang menyebar di seantero bumi ini.
Badak Jawa (Javan rhino, Rhinocerus sondaicus) bercula satu (Desmarest, 1822), sedangkan Badak Sumatera (Sumatran rhino, Dicerorhinus sumatrensis ) bercula dua (Fischer, 1814).

Beberapa Jenis Badak Yang Hidup Di Indonesia
Badak Jawa

Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badakyang masih ada.
Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m.
Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.

Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar.
Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral.
Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu.
Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya.
Badak Jawa merupakan salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada diambang kepunahan. Dengan hanya sekitar 50 ekor individu di alam liar, spesies ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam (critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN.
Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi badak Jawa. Populasi badak Jawa di Vietnam telah dinyatakan punah.
Status badak Jawa dilindungi sejak 1931 di Indonesia, yang diperkuat dengan penetapan Ujung Kulon di barat daya pulau Jawa sebagai taman nasional sejak 1992.
Badak Sumatera

Badak sumatera, juga dikenal sebagai badak berambut atau badak Asia bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis),[ merupakan spesies langka dari famili Rhinocerotidae dan termasuk salah satu dari lima spesies badak yang masih ada.
Badak sumatera merupakan satu-satunya spesies yang terlestarikan dari genus Dicerorhinus.
Badak ini adalah badak terkecil, meskipun masih tergolong hewan mamalia yang besar. Tingginya 112-145 cm sampai pundak, dengan panjang keseluruhan tubuh dan kepala 2,36-3,18 m, serta panjang ekornya 35–70 cm. Beratnya dilaporkan berkisar antara 500 sampai 1.000 kg, dengan rata-rata 700–800 kg, meskipun ada suatu catatan mengenai seekor spesimen dengan berat 2.000 kg.
Sebagaimana spesies badak Afrika, badak sumatera memiliki dua cula; yang lebih besar adalah cula pada hidung, biasanya 15–25 cm, sedangkan cula yang lain biasanya berbentuk seperti sebuah pangkal. Sebagian besar tubuh badak sumatera diselimuti rambut berwarna cokelat kemerahan.
Badak Sumatera. Sc: Save the Rhino International
Habitat Badak Sumatera mencakup hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan, meskipun umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat lebat.
Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah (khususnya mangga liar dan buah fikus), daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu. Mereka lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh rendah.
Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).
Jumlah badak sumatera pernah cukup banyak di Asia Tenggara. Saat ini diperkirakan kurang dari 100 ekor yang masih hidup. Spesies ini tergolong kritis (terutama karena perburuan ilegal), sementara survei terakhir pada tahun 2008 memperkirakan sekitar 250 ekor yang masih bertahan hidup.
Sampai dengan awal tahun 1990-an, penurunan populasi diperkirakan lebih dari 50% per dekade, dan populasi yang tersebar serta sedikit tersebut saat ini menghadapi risiko depresi penangkaran sanak yang tinggi. Sebagian besar habitatnya yang tersisa adalah di daerah pegunungan Indonesia yang relatif sulit dijangkau.
Referensi
www.wwf.or.id/program/spesies/badak_sumatera/
id.wikipedia.org/wiki/Badak_jawa
www.wwf.or.id/program/spesies/badak_jawa/
id.wikipedia.org/wiki/Badak_sumatera
forumbadak.wordpress.com/badak-indonesia/