Sebagian dari kita pasti sering dan rutin dalam melakukan kegiatan mengupil. Ada yang memang rutin sebagai membersihkan kotoran hidung, atau ada juga yang sudah menjadi kebiasaan, meskipun di dalam hidung tidak ada upilnya. Sebenarnya, di balik keberadaannya yang remeh dan tidak terabaikan oleh jari kita, upil merupakan tanda dari sistem pernapasan kita yang terjaga dengan baik.
Hasil dari kotoran yang tertangkap hidung
Upil berasal dari kombinasi antara ingus, kotoran, dan rambut-rambut kecil di dalam hidung yang bernama silla. Upil pun memiliki dua jenis, yaitu yang keras atau yang lengket. Hal ini tergantung sudah berapa lama sang upil menghinggap di dalam hidung.
Banyak yang hidung kita hirup selain udara, kuman dan alergen juga ikut terhirup. Jika mereka sampai ke paru-paru kita, maka organ pernapasan kita akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang kita ketahui, fungsi organ pernapasan adalah memproses oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Untuk memastikan fungsi organ pernapasan bekerja dengan baik, lendir yang terkadang berada pada hidung kita (ingus) akan menyaring kotoran yang masuk, agar para penyerbu hidung tersebut terhambat pergerakannya.
Ketika kita sedang pilek, tubuh kita memproduksi lebih banyak ingus. Itu menandakan ada upaya dari tubuh kita untuk menjaga virus keluar dari sistem pernapasan.
Indikator kesehatan pernapasan
Jadi, kuman, kotoran, alergen yang masuk melalui hidung disaring oleh lendir dan rambut (silla) kemudian menjadi upil. Semakin banyak upil, artinya semakin banyak penyerbu hidung yang ingin masuk ke tubuh kita. Artinya, upil merupakan salah satu indikator sehat tidaknya sistem pernapasan kita.
Meskipun demikian, kita juga harus memperhatikan etika kita saat mengupil. Bersihkan kotoran hidung saat di kamar mandi atau ketika sedang berada di tempat yang sepi.