Bank Central China akan menghancurkan uang tunai yang berpotensi terinfeksi virus corona. Ini merupakan upaya bersih-bersih untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dikutip dari CNNBusiness, virus bernama resmi COVID-19 tersebut memang tidak bisa menular melalui benda mati. Namun, orang yang terjangkit bisa menularkan melalui cairan ketika memegang barang mati seperti dari ludah, keringat, dan lainnya.
Menurut WHO, setidaknya virus tersebut bisa bertahan beberapa jam di permukaan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bangunan di daerah yang terkena dampak wabah secara teratur dibersihkan menggunakan disinfektakan dari mulai tombol lift, pegangan pintu dan permukaan yang sering disentuh lainnya.
Uang tunai pun termasuk karena menjadi salah satu barang yang berpindah tangan sangat sering. Pemerintah pusat mengungkap semua bank di China harus mencuci uang tunai mereka, mendisinfeksi dengan sinar ultraviolet dan suhu tinggi, kemudian menyimpannya selama tujuh hingga 14 hari sebelum melepaskannya kepada pelanggan.
Uang tunai yang berasal dari daerah infeksi berisiko tinggi, seperti rumah sakit dan pasar basah, akan diperlakukan secara khusus dan dikirim kembali ke bank sentral alih-alih disikirkulasi ulang. Bank Central cabang Guangzhou akan menghancurkan uang kertas yang berisiko tinggi.
Untuk menebus pasokan yang ‘hilang’ karena dibakar atau dibersihkan, bank akan mengeluarkan sejumlah besar uang tunai baru yang tidak terinfeksi. Pada Januari, Bank central mengalokasikan 4 miliar yuan (sekitar US$73,5 juta) dalam bentuk uang kertas baru ke Wuhan, kota di mana wabah dimulai.
Langkah-langkah yang dilakukan perbankan termasuk menangguhkan transfer tunai fisik antara provinsi-provinsi yang tertimpa bencana, untuk membatasi kemungkinan penularan virus selama transit tunai.
CNNBusiness mengungkap tidak jelas bagaimana uang tunai terinfeksi di China sebenarnya. Pasalnya, virus kemungkinan mati setelah beberapa jam berada di permukaan, terutama jika telah dibunuh dengan disinfektan.
Selain itu, sebagian besar orang di pusat kota tidak menggunakan uang tunai karena menggunakan aplikasi pembayaran digital. Tetapi seperti yang ditemukan oleh penelitian sebelumnya, uang bisa sangat kotor. Setiap dolar, diterukan dari orang ke orang dan menerukannya ke orang berikutnya.
Wabah virus corona membuat bisnis berdampak,. China memproyeksi telah kehilangan biaya US62 miliar. Para ahli memperingatkan bahwa jika bisnis benar-benar ditutup dan tidak dapat bertahan dari penangguhan yang berkepanjangan, maka dapat mengakibatkan PHK massal, pengangguran, dan penyitaan perumahan.