Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling diminati masyarakat di dunia. Sepakbola bukan hanya sekedar mencetak gol dan meraih kemenangan, namun olahraga ini juga tak lepas dari hal-hal yang bersifat klenik, seperti kutukan.
Meskipun banyak yang mempercayai kalau kutukan ini hanyalah bualan belaka. Namun, tak sedikit juga yang mempercayai jika kutukan sepakbola itu memang nyata adanya. Mungkin kamu pernah mendengar kutukan pemain Zlatan Ibrahimovic yang tidak pernah menjuarai Liga Champions di setiap klub yang ia bela.
Selain Ibrahimovic, ternyata ada beberapa kutukan di dunia sepakbola lainnya yang sampai sekarang masih dipercayai. Daripada penasaran, yuk simak daftarnya berikut ini.
Kutukan Sepakbola yang Dipercaya Banyak orang
1. Zlatan Ibrahimovic tidak pernah menjuarai Liga Champions

Bukan menjadi rahasia umum lagi kalau fakta ini diketahui oleh seluruh penggemar sepakbola di dunia. Zlatan Ibrahimovic merupakan salah satu penyerang terbaik dalam 2 dekade terakhir. Ia pernah bermain di tim-tim top Eropa, seperti Juventus, AC Milan, Inter Milan, Barcelona, Paris Saint Germain, dan Manchester United. Di seluruh klub tersebut, Ibra telah menyumbang berbagai gelar, baik itu gelar individu dan klub.
Selain itu, Ibra memiliki kemampuan bermain sepakbola yang sangat hebat. Buktinya saja, baru-baru ini ia berhasil mencapai gol ke-500 nya dalam sepanjang karir sepakbolanya. Memang berkat tendangan yang akurat dan kemampuan olah bolanya yang mengagumkan membuatnya dapat menyihir mata fans sepakbola di seluruh dunia.
Baca Juga: Pengen Cukur Rambut Biar Mirip Cristiano Ronaldo, Tapi Hasilnya Bikin Ngakak
Terlepas dari itu semua, ternyata penyerang berusia 39 tahun tersebut memiliki ‘kutukan’ yang banyak orang lain percayai. Walaupun ia berhasil membawa banyak gelar kepada setiap tim yang ia bela, namun tidak untuk gelar Liga Champions.
Sebenarnya Ibrahimovic memiliki kans besar untuk meraih trofi si kuping besar ini saat ia pindah ke Barcelona pada musim 2009-2010 dari Inter. Di tahun sebelumnya, Barcelona berhasil menunjukkan kedigdayaannnya dengan meraih gelar sextuple dan menandakan menjadi klub pertama yang mampu meraihnya.
Namun, ketika berada di Barcelona karir Ibra tidak berjalan mulus. Berdasarkan laporan dari media mengabarkan hubungan antara Ibra dengan Pep Guardiola (pelatih Barcelona saat itu) sangat tidak baik. sShingga hal terrsebut mempengaruhi performa Ibra di lapangan. Sialnya pada musim pertama Ibra di Barcelona, klub yang ia bela sebelumnya yaitu Inter berhasil menjuara gelar Liga Champion.
Kutukan sepakbola tersebut kemudian berlanjut ketika ia bermain di AC Milan, Paris Saint Germain, dan Manchester United. Saat ini, penyerang yang berasal dari Swedia itu bermain di klub lamanya yaitu AC Milan. Dan kini Ibrahimovic memiliki kans besar untuk kembali bermain di pegelaran paling tinggi di Eropa tersebut bersama AC Milan.
2. Yang menjuarai Piala Konfederasi akan gagal menjuarai Piala Dunia

Piala Konfederasi merupakan kejuaran sepakbola yang mempertemukan seluruh timnas di dunia yang menjuarai turnamen di benuanya masing-masing. Sehingga bisa dikatakan Piala Konfederasi adalah Piala Dunia versi mini.
Kejuaraan ini pertama kali diadakan pada tahun 1992 di Arab Saudi dengan nama Piala King Fahd. Mulai tahun 1997, kejuaraan ini berganti nama menjadi Piala Konfederasi dan dilangsungkan setiap 4 tahun sekali.
Sejak perlehatan perdananya, setiap negara yang menjuarai turnamen ini akan terkena kutukan sepakbola untuk tim yang ingin menjuarai Piala Dunia. Yang artinya setiap negara yang menjuarai turnamen ini dipastikan akan gagal menjuarai Piala Dunia yang digelar pada tahun berikutnya.
Contohnya saja pada tahun 2013 silam, dimana saat itu Brazil berhasil menjuarai Piala Konfederasi. Akan tetapi, pada Piala Dunia 2014, Brazil yang bertindak sebagai tuan rumah tidak mampu menjuarai turnamen empat tahun sekali tersebut. Bahkan langkahnya harus terhenti dengan memalukan. Brazil harus tunduk dengan skor 1-6 atas Jerman.
Dan yang baru-baru ini, negara Jerman yang menjuarai Piala Konfederasi. Namun tidak mampu meneruskan tren juaranya ketika bertanding di kejuaran paling besar di dunia ini. Jerman harus pulang dengan rasa malu yang amat mendalam, mereka tidak mampu lolos ke babak knock out pada saat itu.
3. Jose Mourinho akan dipecat pada musim ketiganya

Kutukan sepakbola yang tak kalah membuat heboh penggemar sepakbola di dunia ialah fakta Jose Mourinho yang selalu dipecat pada musim ketiga kepelatihannya. Seperti diketahui, Jose Mourinho merupakan pelatih yang selalu berhasil membawa gelar bagi setiap tim yang ia pimpin.
Sebut saja saat bersama Porto berhasil membawa gelar Liga Champion. Kemudian bersama Chelsea, Inter, Real Madrid, dan Manchester United. Pada saat bersama Inter, pelatih yang dikenal dengan julukan The Special One ini kembali berhasil membawa klubnya meraih gelar Liga Champion.
Pelatih berusia 58 tahun ini bisa dikatakan pelatih yang penuh dengan kontroversial. Selain kehebatannya saat menjadi juru taktik suatu klub, Mourinho selalu melontarkan pernyataan yang kerap merendahkan pelatih atau tokoh sepakbola lainnya.
Baca Juga: Pilihan 10+ Situs Streaming Nonton Bola Gratis
Jose Mourinho disebut-sebut diserang ‘kutukan sepakbola’, yang dikenal dengan sebutan “Kutukan 3 Musim“. Berdasarkan pernyataan ahli sepakbola, Mourinho memang selalu menunjukkan performa terbaiknya pada musim pertama dan kedua. Namun tidak untuk musim ketiganya.
Fakta tersebut menguat karena Jose Mourinho tak pernah melatih sebuah klub lebih dari 3 musim tanpa jeda. Karena performa tim yang ia bela menurun, terpaksa Mourinho harus mau tak mau dipecat.
Misalnya saja ketika menukangi Chelsea di musim 2008 – 2010, Mourinho berhasil meraih treble winner ke klub yang bermarkas di San Siro ini. Dan saat musim berikutnya, Mourinho harus pindah kepelatihan ke tim lainnya.
Kemudian pada saat melatih Chelsea di musim 2015 – 2017. Setelah berhasil membawa Chelsea menjuarai Liga Inggiris pada musim 2014 – 2015, pada musim ketiganya ia harus angkat kaki dari tim yang berjuluk The Blues ini.
Kutukan sepakbola yang dialami Mourinho berlanjut saat melatih Manchester United. Padahal saat itu, Mourinho berhasil membawa 3 gelar bagi Manchester United. Saat ini, Mourinho sedang meraih keberuntungan dengan menukangi klub Tottenham Hotspur. Akankah kutukan Jose Mourinho akan terus berlanjut?
4. Sumpah serapah Bela Guttmann untuk Benfica

Bela Guttmann merupakan sosok yang asing didengar oleh telinga penggemar sepakbola 3 dekade belakangan. Karena Bela Guttmann adalah sosok yang berhasil membawa klub yang ia latih yaitu Benfica menjuara Piala Eropa (cikal bakal Liga Champion) pada tahun 1962. Namun, setelah itu setiap kali Benfica gagal menjuarai turnamen Eropa, sepertinya nama Bela Guttmann selalu dikenang.
Guttman memiliki hubungan yang baik dengan Benfica, sehingga ia menjadi pelatih Benfica dari tahun 1959 hingga 1962. Akan tetapi, hubungan baik tersebut berubah menjadi ketegangan setelah Benfica berhasil menjuarai Piala Eropa pada tahun 1962.
Tak lama setelah berhasil membawa Benfica menjuarai turnamen Eropa, Guttmann langsung bertemu dengan direksi klub untuk meminta kenaikan gaji. Hal itu karena ia telah berjasa membawa Benfica menjadi raja Eropa pada saat itu. Namun, keinginan Guttmann tidak dikabulkan oleh direksi klub.
Guttmann merasa kesal dan tahun itu menjadi musimnya menukangi klub yang bermarkas di Estádio Sport Lisboa e Benfica ini. Sebelum pergi, Guttmann mengucapkan sumpah serapah kalau Benfica tidak akan pernah lagi menjuarai turnamen Eropa selama ratusan tahun mendatang.
Seolah-olah sumpah serapah Guttman menjadi kutukan sepakbola bagi Benfica. Sebab pada tahun 1963, Benfica berhasil melaju ke babak final Piala Eropa. Namun mereka harus kalah di tangan AC Milan dengan skor 1 – 2, meskipun telah unggul terlebih dahulu.
Kutukan itu sepertinya masih terus berlanjut dan membayangi klub yang berlambang burung elang tersebut. Terakhir kali pada tahun 2014, Benfica harus mengakui keunggulan Sevilla dalam pertandingan final Liga Europa. Saat itu Benfica kalah dalam drama adu pinalti.
Baca Juga: Mengapa Liverpool FC Tidak Disukai Se-Antero Inggris?
Eusebio yang pernah bermain di bawah komando Guttman pun sampai-sampai berziarah ke makam Guttman di Wina, Austria, pada tahun 1990. Ia berharap dengan kunjungan tersebut ‘kutukan’ itu bisa hilang. Namun, sayangnya usahanya juga tetap tidak berhasil. Sebab pada final Piala Eropa, Benfica kembali menelan kekalahan di tangan AC Milan.