Tentu saja sumber utama daging saat ini adalah dari hewan yang disembelih sperti ayam, sapi, kambing, dan lainnya. Jumlah konsumsi jika tidak diimbangi dengan pasokan daging yang memadai akan menyebabkan kelangkaan dimana-mana.
Terlebih sering meningkatnya kebutuhan manusia saat ini. Sehingga harga-harga daging akan meroket naik di semua wilayah. Para ilmuwan saat ini tengah berusaha menciptakan daging buatan, dan bisa dinikmati pada tahun 2040. Upaya ilmuwan ini juga bertujuan untuk melestarikan ekosistem alam yang ada.
Para ilmuwan mengatakan bahwa daging di masa depan tidak datang dari rumah jagal atau bahkan dari peternakan keluarga, tetapi dari tong-tong dan tanaman. Perusahaan seperti Beyond Meat, Impossible Foods, dan Just Foods telah bereksperimen dan sukses dengan penggantian daging nabati, lebih dari 1 miliar dolar telah diinvestasikan dalam penelitian ilmu perdagingan baru.
Ketiga perusahaan ini semuanya fokus pada penciptaan produk pengganti daging nabati. Cepat atau lambat, banyak perusahaan lain juga akan meniru kesuksesannya. Perusahaan ini tengah bekerja untuk membuat produk daging tetapi tidak berasal dari hewan yang pernah hidup.
Salah satu kekhawatiran utama tentang makan daging yang berlebihan adalah dampak lingkungan yang besar terhadap produksi daging di seluruh dunia.
Hewan yang pada akhirnya akan menjadi daging konsumsi tentu membutuhkan banyak lahan-lahan yang bisa digunakan untuk perumahan atau menanam makanan yang menggunakan ruang lebih efesien dari pada sapi atau domba yang merumput.
Perusahaan terkenal seperti Tofurkey masih menjual kalkun tanpa daging, dan juga memproduksi irisan deli tanpa daging yang bisa kita nikmati saat ini.
Quorn dan Gardein adalah alternatif makanan daging yang non-daging lebih baru untuk dicoba (Gardein dibuat oleh koki vegan milih Oprah), dan bahkan ada perusahaan Morning Star Farms telah menawarkan koleksi lengkap daging ayam, sosis, dan daging sapi tanpa daging hewan sama sekali.