Flora dan fauna khas negara Australia tentu saja terkena dampak yang mematikan akibat api yang menjalar di hutan negara tersebut. Bahkan sangking parahnya, peneliti menyebutkan diperlukan waktu puluhan tahun untuk memulihkan alam Australia akibat kebakaran hutan.
Menewaskan 480 juta hewan
Kebakaran tahun ini dikatakan sangat mematikan karena dipicu oleh suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebakaran hutan menjadi lebih lama dan intens diduga akibat perubahan iklim, sehingga membuat para peneliti memusatkan perhatiannya terhadap hal itu.
Sejak September 2019, menurut study yang dilakukan University of Sydney, terdapat setidaknya 480 juta hewan tewas akibat kebakaran hutan, dan jumlah tersebut hanya di negara New South Wales saja.
Hasil tersebut didapat berdasarkan perhitungan terkait kepadatan populasi satwa di NSW terhadap area vegetasi yang hangus akibat kebakaran.
Bahkan, menurut Profesor Andrew Beattie dari Macquarie University terdapat kurang lebih mencapai satu miliar satwa yang tewas akibat kebakaran hutan tersebut. “Anda harus memperhitungkan burung, mamalia, reptil, serangga, dan juga amfibi,” ucapnya seperti dikutip National Geographic Indonesia.
“Dengan kebakaran yang sangat luas ini, penghuni hutan pasti banyak yang mati. Flora dan fauna akan hilang, termasuk hewan-hewan kecil yang berpengaruh dalam rantai makanan,” tambahnya.
Koala spesies yang paling terdampak
Karena koala bergerak sangat lambat dan hidup di hutan yang terbakar sejak September 2019 lalu, membuat koala menjadi spesies yang paling terdampak atas kebakaran ini.
Laporan yang dimuat pada Desember 2019 lalu, koala dan beberapa marsupilai lainnya disorientasi, dehidrasi, luka bakar parah, dan hangus hingga kematian.
Mark Graham, ahli ekologi dari Nature Conservation Council menyebutkan api dengan cepat menjalar dan menewaskan hewan-hewan yang hidup di pepohonan. Kemudian saat ini, hutan masih terbakar, kecil kemungkinannya untuk menemukan mayat mereka karena sudah hancur.
Menurut Beattie, dibutuhkan kurang lebih waktu 40 tahun bagi habitat untuk kembali normal dan berkembang di sana. Hal itu juga didasari oleh beberapa faktor, seperti curah hujan, iklim, dan penebangan hutan.
Tambahnya, jika hutan yang telah terbakar bisa pulih tepat waktu, maka bukan tidak mungkin bagi koala, kangguru, marsupilai dan para spesies lainnya untuk bisa kembali ke sana.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.