Pada abad 18-an, psikologi masih menjadi bagian dari filsafat dan fisiologi, dan belum menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Dikenal sebuah pendekatan yang disebut dengan humorisme.
Humorisme yang dikenal disini bukanlah sebuah komedi atau lawakan, tetapi sebuah cairan tubuh yang dominan terdapat pada tubuh manusia. Cairan tersebut mempengaruhi kesehatan maupun tempamen seseorang.
1. Darah (Sanguinis)
Seseorang yang memiliki cairan tubuh dominan Sanguinis memiliki watak yang aktif dan ceria. Ia sangat menyukai tempat yang ramai dan senang menjadi pusat perhatian. Selain itu, seseorang yang memiliki kepribadian Sanguinis cenderung cerewet dan berbicara sebelum bertindak.
2. Cairan Empedu Kuning (Choler)
Seseorang dengan cairan empedu kuning atau disebut koleris memiliki sifat tegas dan berani. Ia tidak segan untuk menyampaikan pendapat serta keputusannya, sekalipun pendapat dan keputusannya tersebut mungkin akan ditolak oleh orang lain.
Selain itu, seseorang dengan tipe koleris cenderung agresif dan tidak segan untuk berkonflik. Disamping itu semua, tipe koleris memiliki kepemimpinan yang baik.
3. Cairan Empedu Hitam (Melancholy)
Seseorang dengan cairan empedu hitam atau disebut juga melankolis memiliki watak yang perfeksionis dan memiliki kemampuan untuk berpikir yang dalam. Ia juga memiliki perasaan yang peka, namun perasaan peka tersebut membuatnya mudah tersinggung. Seseorang bertipe melankolis mudah merasa tertekan, karena ia memiliki sifat yang pesimistis.
4. Lendir (Phlegm)
Seseorang dengan tipe plegmatis memiliki watak pecinta damai dan cenderung bijaksana, ia juga merupakan seseorang yang selalu menghidari konflik dan bersikap tenang. Kadang kala, ketenangan itu membuatnya dicap pasif dan kurang inisiatif.
Sekarang Humorisme sudah tidak relevan lagi dan mulai ditinggalkan sejak 1850-an, saat itu belum ditemukan bukti bahwa cairan tubuh tertentu dapat mempengaruhi atau berkaitan dengan tempramen seseorang.