SainsPedia

Peneliti Pastikan Inti Bumi Memang Padat

Sebuah studi baru oleh para peneliti di Australian National University (ANU) dapat membantu kita memahami bagaimana planet kita terbentuk.

Seabad yang lalu, para ahli memperkirakan Bumi memiliki inti dalam yang lengket yang terbuat dari logam cair. Namun, semua pandangan itu berubah pada tahun 1930-an.

Pada 1936, Inge Lehmann, ahli seismologi Denmark, menemukan tanda-tanda gelombang kompresi, gelombang yang mendorong bolak-balik melalui tubuh planet, pada bacaan seismik gempa besar yang terjadi di Selandia Baru.

Menurut dia, pola demikian menunjukkan kemungkinan besar bahwa gelombang tersebut terpantul dari pusat Bumi yang padat, Sehingga Lehmann mengatakan, inti dalam Bumi ini padat dan kokoh.

Kini, pandangan tersebut telah berhasil dibuktikan.

Untuk kali pertama, ahli geologi mengonfirmasikan bahwa inti Bumi memang padat, meski tidak sekokoh seperti yang diungkapkan sebelumnya.

Peneliti dari Australian National University (ANU) telah menemukan bukti langsung untuk pertama kalinya yang menunjukkan bahwa inti dalam Bumi ternyata berbentuk zat padat yang sedikit lembek.

Dalam makalah yang telah dipublikasikan di jurnal Science, Hrvoje Tkalčić  dan Than-Son Pham dari ANU menjelaskan bentuk inti dalam Bumi tersebut ditemukan karena adanya “gelombang geser” atau J-waves yang terdeteksi dari inti Bumi.

Gelombang ini adalah jenis gelombang yang disebarkan oleh gempa bumi yang menjelajah melalui interior Bumi dan hanya dapat bergerak dalam material padat.

Berkat metode baru tersebut, peneliti dapat  mendeteksi gelombang seismik yang pelan dan akhirnya mengungkapkan detail lapisan terdalam planet ini.

jwavesjwavesJ-wave atau gelombang geser  hanya dapat bergerak dalam material padat

“Inti dalam Bumi adalah planet di dalam planet Bumi, yang terkubur ribuan kilometer di bawah kaki kita,” kata Tkalčić  “Kemajuan studi interior Bumi luar biasa, tetapi kami masih dalam tahap penemuan.”

hasil penelitian mereka ini memang menunjukkan bahwa bentuk inti dalam Bumi adalah padat, namun lebih lembut dari perkiraan mereka.

“Kami menemukan inti dalam memang padat, tetapi kami juga menemukan bahwa inti dalam lebih lembut dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Tkalčić .

“Inti dalam Bumi memiliki beberapa sifat elastis yang sama dengan emas dan platinum,” tambahnya.

“Inti dalam Bumi seperti kapsul waktu, kalau kita memahaminya, maka kita juga akan paham bagaimana Bumi terbentuk dan berevolusi,” tutur Tkalčić soal pentingnya penemuan ini.

J-waves dan pengungkapan karakteristik inti Bumi

Gelombang geser yang melintas di dalam inti Bumi dianggap sangat lemah sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Peneliti pertama kali menduga bahwa inti dalam Bumi adalah padat pada tahun 1930-an hingga 1940-an, tapi belum ada buktinya.

Oleh karena itu, para peneliti harus meneliti dengan pendekatan kreatif

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode yang disebut correlation wavefield. Metode ini melihat kesamaan antara sinyal yang diterima dua receiver setelah terjadi gempa bumi besar. Teknik ini juga digunakan untuk mengukur ketebalan es di Antartika.

“Dengan menggunakan jaringan stasiun global, kami mengambil data dari setiap receiver dan data setiap gempa bumi besar  dengan banyak kombinasi dan kami mengukur kesamaannya dengan seismogram. Hal ini disebut korelasi silang. Dari persamaan tersebut kami membangun correlogram global –semacam sidik jari Bumi,” kata Tkalčić.

Dengan menggunakan teknologi seismologi global terbaru, Tkalčić mengatakan, sebentar lagi mereka tidak hanya akan mengungkapkan bentuk dari inti dalam Bumi, tapi juga karakteristik rincinya seperti suhu dan sebagainya.

“Sebagai contoh, kita belum tahu berapa temperatur sebenarnya dari inti dalam itu, berapa usia inti itu, atau seberapa cepat ia memadat, tetapi dengan kemajuan baru dalam seismologi global, kita perlahan-lahan menuju ke sana,” ujarnya.

Memiliki petunjuk mengenai planet ini bukanlah tugas yang mudah. Kita hampir tidak bisa menggali lebih dari 12 kilometer ke dalam kerak, apalagi mengungkapkan apa yang ada ribuan kilometer di bawah kaki kita.

Semua informasi ini berguna untuk membangun pemahaman yang kuat tentang bagaimana planet terbentuk ataupun bagaimana medan magnet bekerja.

“Pemahaman inti dalam Bumi memiliki konsekuensi langsung untuk generasi dan pemeliharaan di bidang geomagnetik. Sebab, tanpa medan geomagnetik, tidak akan ada kehidupan di permukaan Bumi,” papar Tkalčić.


Referensi:

http://www.anu.edu.au/news/all-news/anu-researchers-confirm-earth%E2%80%99s-inner-core-is-solid

https://www.newsweek.com/scientists-finally-have-direct-proof-earths-core-solid-1178530

https://www.sciencedaily.com/releases/2018/10/181019135124.htm

[zombify_post]

Leave Comment

Related Posts