Catherine Howard, Permaisuri Raja Inggris yang Dihukum Mati dengan Satu Tebasan Kapak

Catherine Howard menjadi istri ke-5 Raja Henry VIII saat remaja. Ia dihukum mati atas perselingkuhannya yang nyata, tidak seperti Boleyn.


catherine howard2jpg 20220122114515

Cerita Sedih Tentang Kematian Catherine Howard, Terhukum Mati dengan Sekali Pukulan Kapak!

Catherine Howard menjadi istri kelima Raja Henry VIII setelah menikah dengan Raja Henry ketika masih remaja. Raja Henry adalah seorang pria paruh baya yang memiliki tubuh yang gemuk.

Henry VIII adalah seorang raja yang lahir pada tanggal 28 Juni 1491 dan meninggal pada tanggal 28 Januari 1547. Ia memerintah sebagai Raja Inggris sejak tanggal 22 April 1509 sampai dengan kematianya. Henry populer dengan pernikahan-pernikahannya yang menghebohkan, yaitu enam pernikahan.

Baca Juga: Kematian Tragis Permaisuri Inggris, Anne Boleyn

Siapakah Catherine Howard?

Catherine Howard 1
Catherine Howard, Permaisuri Raja Inggris yang Dihukum Mati dengan Satu Tebasan Kapak 11

Catherine Howard memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan karena dia adalah cucu dari Thomas Howard, Duke of Norfolk ke-2. Namun, perlu diakui bahwa ayahnya, Lord Edmund Howard, bukanlah seorang bangsawan yang kaya.

Catherine merasa sangat bangga karena dipilih oleh Henry VIII. Meskipun awalnya Catherine senang menjadi seorang ratu, Henry bukanlah tipe pria yang membuat hati gadis-gadis muda berdebar-debar karena penampilannya.

Ia merasa tidak puas dengan hubungannya bersama raja. Sebagai akibatnya, sang ratu muda mencari cinta dan romansa di tempat lain.

Mereka yang tahu tentang perselingkuhan akan beranggapan bahwa Catherine sudah benar-benar menyadari konsekuensinya. Sebelumnya, Raja Henry VIII telah menghukum mati istri keduanya, Anne Boleyn, yang juga sepupu Catherine, beberapa tahun sebelum pernikahannya. Anne dihukum mati atas tuduhan perselingkuhan palsu.

Baca Juga:  Asal Usul Bakso, Ternyata Dari Tiongkok

Perselingkuhan Catherine benar-benar nyata. “Ketika raja mengetahui tindakan yang ia lakukan, takdirnya dan kekasih rahasianya menjadi taruhan,” tambahnya.

Ketika ditangkap di Istana Hampton Court, Catherine yang akan diadili tidak tinggal diam. Dia berhasil melarikan diri dari penjaga dan berlari melewati galeri sambil berteriak dan menangis, berharap agar raja memiliki belas kasihan. Namun, sang raja tidak memperhatikannya.

Akhirnya, Catherine tetap dihukum karena dituduh melakukan pengkhianatan dan perzinahan. Pada tahun 1542, saat usianya baru menginjak sembilan belas tahun, dia dihukum mati dengan cara dipenggal.

Baca Juga: Jejak ‘Unicorn’ dalam Mitologi Budaya Sejarah Dunia Kuno

Akibat Pengkhianatan Catherine Howard

Pada tanggal 23 November 1541, Catherine resmi dicopot dari posisinya sebagai permaisuri dan ditahan di Syon Abbey, Middlesex, bekas biara. Dia tinggal di sana sepanjang musim dingin 1541.

Majelis Penasihat Raja memaksa Catherine untuk mengembalikan cincin Anne dari Cleves yang diberikan oleh Henry kepadanya. Meskipun Henry berada di Hampton Court, Catherine tidak pernah bertemu dengannya lagi. Namun, meskipun segala upaya Catherine, pernikahan Henry dan Catherine tidak pernah secara resmi dibatalkan.

Baca Juga:  Teh Tawar Gratis Selalu Tersaji di Rumah Makan Sunda, Begini Sejarahnya!

Pada tanggal 1 Desember 1541, Thomas Culpeper dan Francis Dereham dibawa ke Guildhall dengan tuduhan pengkhianatan dan akan dihukum sebagaimana pengkhianat lainnya, yaitu digantung, ditarik, dan dipotong-potong.

Kedua terdakwa tersebut kemudian mengajukan permohonan kepada Raja agar diizinkan mati dengan cara dipenggal, namun hanya permohonan dari Thomas Culpeper yang diterima, dikarenakan hubungannya yang dekat dengan Raja sebelum skandal ini terjadi. Pada tanggal 10 Desember, mereka dihukum mati di Tyburn. Kepala mereka kemudian dipasang di Jembatan London.

Dalam keadaan ini, beberapa anggota keluarga Catherine juga ditahan di Menara London, kecuali pamannya, Thomas Howard, Adipati Norfolk, yang telah menjauh dari skandal tersebut dan pensiun di Kenninghall. Meskipun demikian, putranya, Henry Howard, seorang penyair, tetap dekat dengan Henry.

Setelah mengetahui bahwa keluarganya sedang jatuh, Thomas Howard mengirim surat permintaan maaf kepada Henry pada tanggal 14 Desember dan menyalahkan Catherine dan Agnes Tilney atas segala kesalahan.

Baca Juga: Jangan Remeh! Bajak Laut Wanita Ada, Tercatat dalam Sejarah

Hukuman Mati untuk Catherine Howard

Henry13
Ilustrasi Pengeksekusian Catherine Howard

Pada tanggal 13 Februari 1542, Catherine dijatuhi hukuman mati. Sebelumnya, Catherine telah berlatih dengan keras untuk meletakkan kepalanya di balok. Meskipun dia meninggal dengan tenang, namun terlihat pucat dan ketakutan.

Baca Juga:  Kisah Cinta Tragis Hercules dan Megara: Pemberian Kutukan yang Menyakitkan

Saat naik ke panggung eksekusi, dia meminta pendampingan dan menyatakan bahwa hukuman yang dia terima adalah “adil dan pantas”. Dia juga memohon pengampunan untuk keluarganya dan berdoa untuk jiwanya.

Ada cerita populer yang mengklaim bahwa kata-kata terakhirnya adalah “aku mati sebagai permaisuri, tetapi aku lebih memilih mati sebagai istri Culpeper“. Namun, tidak ada saksi yang dapat mengonfirmasi pernyataan tersebut.

Laporan juga menyebutkan bahwa Catherine memohon ampun atas semua dosanya dan mengakui bahwa dia pantas menerima “kematian ribuan kali lipat” karena telah mengkhianati Raja yang telah memperlakukannya dengan baik. Catherine dieksekusi dengan satu tebasan kapak. Jane Parker juga dieksekusi setelah Catherine, tetapi Agnes Tilney dibebaskan.

Mayat Catherine dan Jane Parker dimakamkan tanpa penanda di dekat Kapel St Peter ad Vincula, bersama dengan jenazah Anne Boleyn dan George Boleyn. Setelah peristiwa ini, keluarga Howard menghapus gambar Catherine dari koleksi lukisan keluarga mereka.

Baca Juga: Membongkar Kebohongan Sejarah Melalui Novel Fiksi ‘The Fountain of Silence”