Orang-Orang di Foto Ini Tak Pernah Ada di Dunia

8
0

Tak ada yang aneh dari foto-foto manusia di atas, namun siapa sangka bahwa para manusia pada foto-foto tersebut tidak pernah ada di dunia nyata.

Semuanya tampak normal, foto-foto tersebut bahkan tidak menampakan sesuatu yang aneh. Pria, wanita, anak kecil, foto-foto tersebut ternyata diciptakan oleh robot.

Robot yang diciptakan dengan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence tersebut bernama Generative Adversarial Networks (GANs). Dengan teknologi ini, foto dan video mampu dimanipulasi secara digital dengan sangat baik.

Terkesan seram dan bikin merinding memang, namun memang kita patut mengakui bahwa perkembangan teknologi kini sudah sangat maju. Apasih generative Adversarial Networks itu?

Yuk, simak ulasan berikut ini!

Kecerdasan Buatan

Fotooo
Source Image

Dalam empat tahun terakhir, foto atau imej rekaan yang bahkan hampir mustahil untuk dibedakan sudah bisa dibuat dan dirancang oleh komputer dengan kecerdasan buatannya.

Sebuah teknologi bernama Generative Adversarial Networks (GANs). Seperti dikutip dari wolipop.detik.com berdasarkan Telegraph, teknologi ini mampu memanipulasi video dan foto secara digital dengan sangat baik yang nampak layaknya foto manusia asli.

ARTIKEL TERKAIT •
5 Aplikasi Edit Video Terbaik Untuk Editor Pemula

GANs dikembangkan oleh perusahaan AI, Nvidia. GANs mampu menciptakan database dari ribuan foto manusia, bahkan dengan kualitas yang tinggi melalui komputer.

Komputer dilatih oleh para peneliti dengan menggunakan 70 ribu foto manusia sungguhan dari berbagai usia, etnis, dan latar belakang foto.

Mampu menciptakan aksesoris tambahan untuk manusia buatan pada foto

Komputer akan mempelajari dan memilih foto-foto tersebut dari berbagai aspek yang berbeda dari foto-foto itu. lalu, dari penggabungan beberapa faktor tersebut dihasilkanlah foto manusia yang baru.

Tak hanya itu, bahkan GANs mampu menciptakan aksesoris tambahan seperti kaca mata, perhiasan, topi untuk digunakan oleh para manusia buatan pada foto tersebut.

Namun teknologi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan politisi, terutama di Inggris dan Amerika Serikat. Teknologi ini ditakutkan bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan kabar bohong yang bisa memicu konflik.

Dengan teknologi ini, sang kreator bisa saja membuat orang-orang terkenal seperti aktor dan politis seolah berbicara atau melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan oleh sang kreator.

Tinggalkan Balasan