Kucing katanya menjadi hewan peliharaan favorit Rasulullah SAW. Bahkan, ada keyakinan di antara umat Muslim bahwa Nabi Muhammad SAW memelihara kucing yang bernama Muezza atau Mu’izzah.
Ada cerita yang tersebar mengenai saat Rasulullah SAW ingin mengambil jubahnya, ia menemukan bahwa Muezza sedang tidur nyenyak di atas jubah tersebut. Rasulullah SAW kemudian memotong bagian jubah yang ditiduri oleh kucing tersebut agar tidak mengganggunya.
Setelah Rasulullah SAW pulang ke rumah, Muezza kemudian bangun dan menundukkan kepalanya serta bersujud kepada beliau. Rasulullah SAW, melihat hal itu, mengelus bulu Muezza tiga kali sebagai ekspresi kasih sayangnya. Apakah kisah ini benar?
Baca Juga: Kenapa Kucing Memakan Anaknya Sendiri? Ini 9 Alasannya
Apakah benar Nabi Muhammad SAW memelihara kucing?
Mengenai keaslian informasi yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memelihara seekor kucing, kami belum menemukan riwayat shahih yang membenarkan klaim tersebut. Selain itu, Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia juga mengeluarkan pernyataan yang serupa.
Para mufti telah sepakat bahwa tidak ada riwayat yang sahih mengenai kepemilikan kucing oleh Rasulullah SAW. Sebagian besar riwayat yang menceritakan interaksi Rasulullah SAW dengan kucing tidak berasal dari kitab-kitab yang terkenal, meskipun riwayat-riwayat tersebut cukup terkenal.
Setelah kami menyelidiki kitab-kitab hadis yang terkenal, kami tidak menemukan satu pun riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki atau memelihara kucing dengan nama tersebut, demikian penjelasan yang tertera di halaman tersebut.
Tidak ada catatan yang sahih yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memiliki atau merawat kucing bernama Muezza atau Mu’izzah, meskipun cerita tersebut terkenal di masyarakat kita.
Adakah Dalil Tentang Kucing Nabi?
Namun, para ulama tersebut mengingatkan bahwa berbohong atas nama Rasulullah SAW adalah dosa dan bahkan tertera dalam beberapa hadis. Rasulullah SAW bersabda dari Al Mughirah RA.
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَى َّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya semua dusta tidak sama dengan berdusta atas namaku, siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja berarti dia telah menyiapkan tempatnya di neraka.” (HR Bukhari dalam Kitab Jenazah)
Dalam riwayat lain dari Ali RA juga menyebutkan hal serupa, “Janganlah kalian berdusta atas namaku, karena sesungguhnya siapa yang berdusta atas namaku pasti masuk neraka.” (HR Bukhari dalam Kitab Ilmu)
Namun, meskipun tidak ada bukti jika Nabi Muhammad SAW pernah memelihara kucing, itu tidak menghilangkan bukti kasih sayang yang Rasulullah SAW tunjukkan kepada kucing dan hewan-hewan lainnya. Dalam sebuah hadits yang Abdullah bin Umar RA riwayatkan, Rasulullah SAW pernah melarang membunuh kucing karena akan mendapatkan hukuman yang berat di akhirat nanti.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ. قَالَ: فَقَالَ: وَاللَّهُ أَعْلَمُ لاَ أَنْتِ أَطْعَمْتِهَا، وَلاَ سَقَيْتِهَا حِينَ حَبَسْتِيهَا، وَلاَ أَنْتِ أَرْسَلْتِهَا فَأَكَلَتْ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita disiksa disebabkan kucing yang dia kurung hingga mati kelaparan. Maka wanita itu masuk ke dalam neraka karena dia tidak memberinya makan, tidak pula memberinya minum ketika mengurung kucing tersebut, dan tidak pula membiarkannya memakan serangga-serangga tanah.” (HR Bukhari dalam Kitab Al Anbiyaa)
Pada hakikatnya, ajaran Islam mengajak para pengikutnya untuk memiliki kasih sayang terhadap hewan. Bahkan, orang-orang yang memiliki rasa sayang terhadap hewan, memiliki kedudukan yang luhur di sisi Allah SWT.
Ini juga sesuai dengan salah satu hadis lain. Dalam hadis tersebut, Abdullah bin Umar mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَآءِ
Artinya: “Orang-orang yang ada rasa Rahim akan dirahmati oleh Tuhan yang maha Rahman, yang memberikan berkat dan Mahatinggi, sayangilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya engkau akan disayangi makhluk yang ada di langit.” (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan al Hakim)