Perseteruan antara Korea Utara dan Amerika Serikat memang seperti tak ada habisnya. Tapi, ada berita yang mungkin mengejutkan karena ini mungkin akan aneh.
Masih ingat Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Joung-un yang merupakan pemimpin negara Korut. Kim Jong-nam yang meninggal di Malaysia itu ternyata disebut-sebut sebagai agen/informan CIA atau Badan Pusat Intelejen Amerika.
Rahasia ini terkuak setelah adanya laporan yang dibeberkan oleh Wall Street Journal. Namun, laporan ini langsung dibantah oleh Donald Trump. Ia mengatakan bahwa jika itu memang terjadi maka hal itu bukan berada pada naungannya. Donald Trump menentang bahwa dirinya memanfaatkan Kim Jong-nam untuk memata-matai Kim Jong-Un.
Laporan mengenai detail hubungan Kim Jong-nam dan CIA memang terlihat samar. Meskipun begitu, ada buku yang berjudul ‘The Great Successor‘ yang juga mengulas peran Kim Jong-nam sebagai agen CIA. Dalam buku yang ditulis oleh reporter media terkemuka AS, The Washington Post, bernama Anna Fifield tersebut menjelaskan bahwa Kim Jong-Nam biasanya bertemu dengan agen-agen CIA di Singapura dan Malaysia.
Dalam buku tersebut juga, Kim Jong-nam terlihat bersama di lift dengan pria yang diduga agen CIA. Saat itu pula, Kim Jong-nam membawa ransel berisi uang sebesar US$ 120 ribu atau sekitar Rp 1,6 miliar yang diduga merupakan uang yang digunakan untuk aktivitas intelijen.
Kim Jong-nam sendiri meninggal dunia di Malaysia pada tahun 2017 silam. Ia meninggal setelah wajahnya diusap racun di bandara Malaysia. Thi Huong (Vietnam) dan Siti Aisyah (Indonesia) menjadi terdakwa dalam pembunuham
Kalau ini memang benar-benar terjadi, hubungan antara kedua negara semakin tegang. Bahkan, media Korea Utara, KNCA meminta kepada Amerika Serikat untuk mencabut kebijakan permusuhan yang dilakukan Washington kepada Pyongyang. Mereka meminta agar Amerika Serikat menghentikan segala kebijakan yang merugikan Korea Selatan. Jika tidak, mereka mengancam bahwa perjanjian damai dalam pertemuan bersejarah di Singapura hanya menjadi sebuah “kertas kosong” belaka.