Laut Bercerita merupakan sebuah novel yang luar biasa yang ditulis oleh penulis terkenal, Leila S Chudori. Dengan inspirasi dari kisah yang benar-benar terjadi, cerita novel Laut Bercerita mengisahkan tentang sekelompok mahasiswa aktivis yang menghilang pada tahun 1998.
Hingga sekarang, kehilangan aktivis mahasiswa ini masih menjadi misteri besar yang belum terpecahkan. Dalam novel ini, yang berlatar belakang pada tahun 90-an, kamu akan ikut masuk untuk menjelajahi masa lalu yang penuh dengan peristiwa yang menegangkan dan tak dapat kamu lupakan.
Cerita dalam novel ini dapat terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menceritakan melalui sudut pandang Biru Laut, tokoh utama, sedangkan bagian kedua menceritakan melalui sudut pandang Asmara Jati, adik dari Laut.
Novel Laut Bercerita membahas tentang pentingnya keluarga dan perasaan kehilangan yang para tokohnya alami. Berikut rangkuman ceritanya.
Baca Juga: The Kingdom of Atala 22,000 Years Ago, Kisah Nyata atau Fiksi?
Sinopsis Novel Laut Bercerita

Kisah ini bercerita melalui mata Biru Laut. Biru Laut adalah seorang pelajar yang mengambil jurusan Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Laut memiliki minat yang besar terhadap dunia sastra dan menulis karena pengaruh dari ayahnya yang bekerja sebagai wartawan di Harian Solo. Dia memiliki banyak koleksi buku sastra klasik, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Pada waktu itu, pemerintah melarang beberapa buku untuk didistribusikan karena dianggap berisiko, termasuk karya-karya Pramoedya Ananta Toer.
Laut sangat ingin tahu tentang buku-buku karya Pramoedya, sehingga dia berani untuk mengambil fotokopi buku-buku tersebut tanpa sepengetahuan siapapun.
Saat Laut sedang berada di tempat fotokopi yang sering ia kunjungi, ia tak sengaja bertemu dengan seorang mahasiswi bernama Kasih Kinanti. Ternyata, Kasih adalah seorang senior di Fakultas Politik yang memiliki minat bacaan yang sama dengan Laut.
Ketika Laut bertemu dengan Kinan, ia diperkenalkan ke dalam organisasi Winatra. Setelah bergabung dengan organisasi ini, Laut menjadi lebih terlibat dalam diskusi buku bersama dengan anggota lainnya.
Selain membicarakan buku-buku yang berhaluan “kiri”, organisasi Winatra sering terlibat dalam kegiatan aktivis dan bahkan pernah merencanakan sebuah gerakan untuk membebaskan diri dari rezim baru dan melawan doktrin pemerintah.
Laut dan beberapa temannya ditahan oleh pemerintahan yang tidak setuju dengan gerakan yang mereka lakukan karena dianggap melawan.
Selama berbulan-bulan, mereka menderita penyiksaan yang mengerikan, seperti disekap, dipukul, ditendang, dan bahkan disetrum, dengan harapan agar mereka mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas gerakan yang mereka lakukan.
Baca Juga: 5 Tips Sederhana Mengatasi Rasa Malas Saat Membaca Buku
Lanjutan Ceritanya
Pada Minggu Sore, keluarga Biru Laut tetap menjalani rutinitas mereka seperti biasa setelah mengetahui bahwa Laut telah ditangkap.
Ketika mereka berkumpul di dapur, ibu dan ayah bekerja sama untuk memasak. Ibu dengan penuh kasih mendapatkan makanan favorit Laut, sementara ayah selalu menyiapkan piring khusus untuknya. Mereka berharap Laut akan kembali dan bergabung dalam kebersamaan mereka.
Asmara Jati dan Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin oleh Aswin Pradana sedang mencoba mencari tahu keberadaan Laut yang belum memberikan kabar.
Untuk mencari tahu nasib anggota keluarga mereka, mereka melakukan berbagai cara seperti merekam dan mempelajari kisah orang-orang yang berhasil pulang.
Dalam keheningan dasar laut, Laut Biru tampaknya memberi tahu dunia tentang peristiwa yang terjadi di dalamnya dan dengan teman-temannya.
Melalui Novel Laut Bercerita, pembaca diajak untuk merenungkan tentang masa lalu yang pahit dan kejam. Di samping itu, pesan yang disampaikan menggambarkan semangat perjuangan dan kebebasan yang diperjuangkan oleh para aktivis muda.
Dalam narasinya, Leila S. Chudori berhasil menggugah kesadaran pembaca tentang masa lalu yang pahit dengan mengisahkan kisah yang menggabungkan keindahan dan kekejaman.
Baca Juga: Membongkar Kebohongan Sejarah Melalui Novel Fiksi ‘The Fountain of Silence”