Dalam merespon terhadap sebuah penyakit yang kini sedang melanda dunia, beberapa negara mulai menutup perbatasannya. Tak sedikit tempat-tempat yang sebelumnya ramai kini telah berubah menjadi tempat yang sepi bak kota hantu karena kebijakan karantina wilayah yang diterapkan oleh pemerintah setempat.
Tak hanya itu, bahkan kegiatan belajar mengajar di sekolah pun dihentikan sementara hingga waktu yang tak diketahui pastinya. Bahkan kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang harus dibatasi.
Itu semua merupakan situasi yang sedang kita hadapi karena virus corona covid-19 yang kini menjangkit sebagian besar negara di dunia. Namun yang menjadi pertanyaannya kini, kapankah pandemi ini berakhir dan kita bisa kembali hidup normal?
Vaksin (12 – 18 Bulan)
Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di University of Edinburgh mengatakan bahwa tidak ada satu pun negara yang punya strategi keluar. Karantina sudah jelas tidak bisa diterapkan secara terus menerus, hal itu akan menyebabkan terganggunya ekonomi dan konsekuensi sosial yang terlalu besar.
Prof Woolhouse memprediksi penyebaran corona virus bisa ditekan slah satunya dengan vaksin. Vaksin berfungsi untuk memberikan kekebalan imunitas pada seseorang, jadi misalnya orang tersebut terpapar virus, orang tersebut tidak akan sakit. Vaksinasi dapat dilakukan ke seluruh orang atau setidaknya 60% dari populasi.
Namun butuh berapa lama hal itu bisa diwujudkan? Prof Woolhouse memprediksi dibutuhkan waktu setidaknya 12 hingga 18 bulan jika semua berjalan dengan lancar. Waktu yang sangat lama jika membayangkan harus ada karantina wilayah di renggang waktu tersebut.
Prediksi Guru Besar Statistik UGM
Para pakar statistika dan alumni MIPA UGM juga memberikan prediksi kapan berakhirnya pandemi virus corona covid-19 ini. Dedi Rosadi, guru besar statistika UGM bersama dengan Heribertus Joko, alumnus FMIPA UGM, dan Fidelis I Diponegoro, alumnus PPRA Lemhanas RI membuat sebuah prediksi berdasarkan pada data nyata atau probabilistic data driven model (PPDM).
Para ahli tersebut memprediksi bahwa pandemi ini akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan jumlah minimum pasien positif Corona COVID-19 sekitar 6.200 orang. Prediksi tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa indikator yang mendukung, yaitu jika kebijakan pemerintah untuk pengaturan berhasil dan tidak terjadi jumlah pemudik yang signifikan.
Menurut Dedi, jika pun terjadi lonjakan pemudik yang signifikan, maka akan terjadi perubahan proyeksi terkait prediksi tersebut. Diperkirakan jumlah pasien positif covid-19 akan menjadi 12.000 hingga 18.000 orang dan pandemi akan berakhir akhir Juni 2020 jika lonjakan pemudik yang datang ke DIY signifikan.
Jawaban Penasihat WHO
Dr Bruce Aylward, selaku penasihat senior WHO menyatakan bahwa pandemi covid-19 masih memungkinkan untuk menyebar berbulan-bulan ke depan di berbagai penjuru dunia.
Kepada Time, Bruce Ayward menjelaskan jika melihat China yang telah mengupayakan segalanya dalam menangani kasus covid-19 ini, terhitung sejak awal Januari mereka mengindentifikasi virus tersebut, dengan memperkirakan akhir Maret akan terbebas dari corona.
Jika melihat Eropa, Amerika Utara dan Timur Tengah, mereka masih harus menghadapi tantangan selama berbulan-bulan ke depan. Dilihat dari hari ke hari kasusnya meningkat terus menerus.
Aylawrd memperkirakan bahwa sekitar enam bulan ke depan masih ada penyebaran virus corona di berbagai negara. Lebih jauh jika dilihat negara-negara yang kasusnya masih sedikit seperti Afrika dan India, menurut Aylawrd mereka masih dalam fase pertumbuhan dan memungkinkan akan meningkatkan jumlah kasus.
Tak hanya itu, Aylawrd juga menegaskan jika saja negara-negara bisa melakukan penanganan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh China, Korea Selatan, dan Singapura, mungkin tiga bulan yang akan datang dunia bisa saja pulih.