Tanggapan Dedi Mulyadi: Harga Beras Naik, Bagaimana dengan Skincare?

Dedi Mulyadi menyebutkan perbandingan harga antara beras naik dan produk perawatan kulit atau yang terkenal dengan istilah skincare.

13
0
Dedi Mulyadi Kritik Persoalan Harga Beras yang Naik

Dedi Mulyadi menyebutkan perbandingan harga antara beras naik dan produk perawatan kulit atau yang terkenal dengan istilah skincare.

Dedi Mulyadi, seorang politikus dari Partai Gerindra, mengkritik pandangan berlebihan masyarakat dalam merespons kenaikan harga beras. Dia menyindir perbedaan reaksi dari masyarakat terhadap kenaikan harga beras dengan produk perawatan kulit.

Dalam video di kanal YouTube-nya, Kang Dedi Mulyadi mengungkapkan ketidakpuasan atas kenaikan harga beras yang secara dramatis mempengaruhi kehidupan sehari-hari, sementara harga produk perawatan kulit naik tanpa alasan yang jelas.

Politikus Golkar Dedi Mulyadi
Politikus Golkar Dedi Mulyadi Bandingkan Harga Beras dengan Skincare

Kritik Dedi Soal Harga Pangan yang Naik

Dedi, yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, tidak hanya membandingkan antara beras dan produk perawatan kulit.

Dia juga membandingkan kekhawatiran masyarakat terkait kenaikan harga beras dengan kenaikan harga rokok, mobil, dan motor. Dedi, yang sering kali terlihat mengenakan ikat kepala, memberikan perbandingan tersebut.

Menurut Dedi, ketika harga handphone, rokok, baju, mobil, dan motor naik, tidak ada keributan sama sekali. Namun, ketika harga beras naik, keributan yang terjadi jauh lebih besar.

ARTIKEL TERKAIT •
Ini Dia Ciri-Ciri Dari Beras Yang Sudah Kadaluwarsa

Dedi juga memperhatikan perilaku masyarakat Indonesia yang umumnya lebih fokus mencari beras daripada menghargai pentingnya sawah. Masyarakat sering kali mengeluh ketika harga beras naik, namun jarang menghargai peran petani.

Dedi mengungkapkan bahwa meskipun masyarakat terus meminta beras yang murah, namun setiap hari terus ada pembangunan perumahan dan pabrik yang mengakibatkan lahan sawah tergusur. Hal ini seolah-olah menyiratkan bahwa lahan sawah menjadi tidak penting.

Dedi berharap bahwa dengan situasi langka dan mahalnya beras ini, orang-orang akan menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup berkelanjutan. Dedi juga meminta agar kita tidak mengabaikan pentingnya sawah.

Menurutnya, jika buruh pertanian hilang dari sawah, maka pasokan beras akan berkurang. Jika pasokan beras berkurang, maka tidak peduli apa yang kamu miliki di rumah, kamu akan menderita karena kekurangan beras.

Sebelumnya telah dilaporkan bahwa harga pangan, terutama beras dan berbagai bahan makanan pokok, semakin meningkat secara tak terkendali.

Persentase Komoditas Pangan di Perkotaan dan Pedesaan

Berdasarkan data dari BPS, komoditas pangan memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia, yaitu sebesar 73% di daerah perkotaan dan 76,08% di daerah perdesaan. Di antara komoditas pangan tersebut, beras adalah yang paling berpengaruh dalam tingkat kemiskinan, dengan persentase sebesar 19,35% di perkotaan dan 23,73% di perdesaan.

ARTIKEL TERKAIT •
Cita Rasa Beras Korea Selatan, Yuk Dicoba

Menurut perkiraan bahwa banyak orang Indonesia akan semakin miskin akibat lonjakan harga beras. Pada bulan Januari 2024, harga beras di pasaran sudah mengalami kenaikan sebesar 15,82% daripada tahun sebelumnya.

Berdasarkan informasi dari pusat harga pangan yang Bank Indonesia awasi, harga beras medium yang sering masyarakat Indonesia konsumsi telah mencapai Rp15.850 per kilogram pada hari Senin (26/2/2024). Sementara itu, harga beras premium bahkan telah mencapai Rp16.750 per kilogram.

Di beberapa wilayah, harga beras bahkan telah mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah, yaitu di atas Rp18.800/kg menurut data dari Bank Indonesia.

Baca juga:

Tinggalkan Balasan