Sejauh ini ada 16 negara telah mengkonfirmasi menemukan kasus virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
Belasan negara ini terdiri dari Thailand yang telah menemukan 14 orang terjangkit virus corona, Australia menemukan 5 kasus, Taiwan sebanyak 7 kasus, Singapura sebanyak 7 kasus, Jepang sebanyak 7 kasus, Malaysia sebanyak 4 kasus, Korea Selatan sebanyak 4 kasus, Vietnam sebanyak 2 kasus.
Sementara itu, Sri Lanka dan Kamboja masing-masing menuturkan baru menemukan 1 kasus, dan yang terinfeksi sudah kembali ke negaranya.
Dilansir dari AFP, di kawasan Amerika dan Eropa, Prancis telah menemukan 4 orang yang terinfeksi virus corona, Kanada, Amerika Serikat, dan Jerman sejauh ini baru menemukan 3 kasus virus corona.
Virus corona merupakan patogen jenis baru yang pertama kali muncul dan menyebar di China, virus corona juga telah ditemukan di wilayah tetangga China seperti Macau dan Hong Kong.
Wabah virus corona 1 keluarga dengan virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), telah menelan setidaknya 132 nyawa di China.
Pihak berwenang China melaporkan sampai saat ini telah ditemukan 6.000 kasus virus corona. Hampir 60 juta warga dilaporkan terjebak di sejumlah kota di Negeri Tirai Bambu yang diisolasi pemerintah demi mencegah penyebaran virus yang meluas.
Kasus penyebaran virus corona pertama kali dikonfirmasi pada 31 Desember lalu, wabah virus corona diduga pertama kali menyebar dari pasar hewan laut dan hewan yang berada di tengah kota Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, China.
Wuhan merupakan kota terbesar di kawasan tengah China dan menjadi salah satu titik penghubungan transportasi.
Sejumlah negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya ke China, Amerika Serikat dan Jepang bahkan telah memulangkan warga-warganya dari Wuhan yang hingga kini masih dalam karantina.
Sementara itu warga negara Indonesia di Wuhan sulit untuk dipulangkan, karena kota tersebut sudah diisolasi.
Pemerintah setempat memberlakukan status karantina karena wilayah itu menjadi sumber penyebaran virus corona.
“Tentunya evakuasi adalah opsi yang terbuka, tetapi evakuasi di sebuah wilayah yang berstatus lockdown tidak bisa dilakukan dengan serta merta. Kita harus bicara dengan otoritas China karena ada aturan-aturannya,” kata Retno Selasa (28/1).