Kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei 2019 di Flyover Slipi, Jakarta Barat masih menyimpan misteri. Dimana diduga ada perusuh bayaran yang sengaja membuat onar dengan menyerang polisi.
Polisi mengatakan bahwa pelaku kerusuhan bukan bagian dari pendemo yang berunjuk rasa di depan bawaslu. Sejak pagi sampai sore memang unjuk rasa berjalan dengan tenang dan damai. Bahkan, massa sempat melakukan shalat tarawih dengan tertib di jalan depan Bawaslu.
Hingga pukul 22.00, keadaan masih aman terkendali. Namun, tiba-tiba ada segerombolan pemuda yang tiba-tiba melakukan tindakan provokasi, Mereka langsung berbuat anarkis dan menyerang polisi.
Penampilan perusuh ini berbeda dengan pendemo yang ada pada siang hari. Perusuh ini melakukan baju bebas, sementara pendemo pada siang hari menggunakan baju putih-putih ala santri.
Setelah ditelusuri, perusuh tersebut sebagian besar adalah para preman yang biasanya beroperasi di Tanah Abang. Rata-rata perusuh yang diamankan bertato dan mulutnya bau alkohol.
Mereka secara anarkis, menyerang polisi dengan batu,kayu, petasan dan molotov. Menurut keterangan, para preman dibayar 300 ribu rupiah untuk dua hari. Semoga, Indonesia bisa kembali aman dan tenang. Tak ada lagi kekerasan, kita rindu kedamaian.
Sumber : Detik, CNN Indonesia