Tidak Adanya Kebangkitan Jasmani
Para filosof Islam seperti al-Farabi dan Ibn Sina mengatakan bahwa di alam akhirat nanti kebangkitan kembali hanyalah roh saja dan bukanlah kebangkitan jasmani adalah pengaruh dari filsafat Yunani khususnya teori tentang dunia ide dari Plato. Al-Ghazali membantah hal ini dalam buku Tahafut al-Falasifahnya sebab dalam Al Qur’an sendiri dikatakan bahwa manusia akan mengalami berbagai kenikmatan jasmani di dalam surga atau kesengsaraan jasmani di dalam neraka.
Mengenai persoalan ketiga ini, Ibn Rusyd menuduh Al-Ghazali mengatakan hal-hal yang bertentangan. Dalam bukunya “Tahafut al-Falasifah” Al-Ghazali menuliskan bahwa tidak ada orang Islam yang berpendapat bahwa pembangkitan akan terjadi hanya bentuk rohani.
Tetapi dalam buku lain Al-Ghazali menulis bahwa bagi kaum sufi pembangkitan akan terjadi hanya dalam bentuk rohani, tidak dalam bentuk jasmani. Dengan demikian sebenarnya tidak ada konsensus mengenai pembangkitan hari kiamat, baik dalam bentuk jasmani maupun dalam bentuk rohani. Oleh karena itu kaum filosof yang berpendapat bahwa kebangkitan jasmani tidak ada tak dapat dikafirkan.
Menurut Ibnu Rusyd, tidaklah benar apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali bahwa filosof-filosof mengingkari kebangkitan jasmani. Kebangkitan jasmani sudah tersiar sekurang-kurangya seribu tahun yang lalu (dari masa Ibnu Rusyd) pada masa bani Israil. Bahkan keimanan mereka terhadap kebangkitan tersebut lebih besar dan sangat dijunjung tinggi, karena persoalan ini dapat dipakai untuk meuntun manusia dalam mencapai kebahagiaan pribadi.
Ibn Rusyd berpendapat bahwa hanya bagi orang awam sajalah persoalan pembangkitan itu perlu digambarkan dalam bentuk jasmani, karena pembangkitan jasmani lebih mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Bagi orang awam, kebangkitan jasmani yang lebih mudah ditangkap imanjinasi daripada penjelasan filosofis kebangkitan ruhani yang sangat abstrak akan membuatnya merasa takut atau termotivasi untuk melaksanakan atau menjauhi perintah Tuhan karena mudah divisualisasikan.
Keimanan terhadap kebangkitan jasmani merupakan suatu keharusan bagi terwujudnya keutamaan akhlak, keutamaan teori, dan amalan-amalan lahir, karena seseorang tidak akan memperoleh kehidupan yang sebenarnya dalam dunia ini kecuali dengan amalan-amalan lahir.
Sebagai penutup dalam trit ini, ada kutipan luar biasa dari Ibn Rusyd ketika membela para filosof dari tuduhan kafir yang kurang lebih berbunyi “Kami tahu betul bahwa berpikir logis tidak akan sampai menentang agama, karena kebenaran tidak akan menentang kebenaran. Justru kebenaran yang satu akan menguatkan kebenaran yang lainnya.
Credit: Lim
Editor: Yogi Arfan