Apakah benar, bahwa negara Palestina adalah negara yang pertama kali mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia? Tentu saja itu merupakan sebuah pernyataan kurang tepat, tapi menurut saya itu merupakan pernyataan yang sangat jelas, salah! Kenapa?
First of all, negara Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 15 November 1988. Nah, dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa bagaimana mungkin sebuah negara yang merdeka pada tahun 1988 diklaim sebagai negara yang pertama kali mengakui kedaulatan kepada sebuah negara yang sudah merdeka sejak tahun 1945? Tentu saja ada mispersepsi yang telah terjadi di sini.
A. Kemerdekaan Palestina dan Indonesia
Negara Palestina, adalah sebuah negara yang dideklarasikan merdeka oleh Yasser Arafat pada tahun 1988. Sedangkan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang dideklarasikan merdeka oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa pada tahun 1945.
Sampai saat ini, negara Palestina belum mendapat hak sepenuhnya untuk merdeka. Lalu, darimana asal mula atau apa yang menjadi dasar dari pernyataan bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia?
B. Haji Muhammad Amin al-Husseini
Haji Muhammad Amin al-Husseini (1897-1974), beliau disebut-sebut sebagai orang pertama yang memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia. Jabatan tertinggi Amin al-Husseini adalah Mufti Agung Yerusalem (1921-1937) dan Presiden Majelis Islam Tertinggi Palestina (1922-1937). Keduanya adalah jabatan di bawah pemerintahan Mandat Britania Raya atas Palestina (bukan negara Palestina yaa). Jadi, Amin al-Husseini bisa dianggap sebagai pejabat lokal Britania Raya untuk Mandat Palestina.
Sejak 1937, telah terjadi pemberontakan Arab di Palestina melawan pendudukan Inggris dan emigrasi Yahudi. Pemimpinnya adalah Amin al-Husseini, yang hendak ditangkap oleh Inggris tapi kemudian mengungsi ke Lebanon, Irak, hingga pada tahun 1940-an ia pergi ke Roma dan Berlin.
Amin al-Husseini sejak 1930-an dekat dengan Nazi Jerman dan Fasis Italia karena kesamaan musuh (UK, Yahudi). Dia bahkan pernah bertemu dengan Mussolini dan Hitler.
Pada tahun 1944, Amin al-Husseini menetap di Berlin dan menjadi propagandis Axis untuk dunia Arab dan Islam, lewat sarana milik Nazi seperti Radio Berlin. Dia juga berperan dalam pembentukan divisi Muslim Bosnia (Handschar) di SS (Schutzstaffel ) dan Legiun Arab di Angkatan Darat Jerman Nazi.
Lewat salah satu siarannya di radio Berlin, yaitu pada tanggal 6 September 1944, Amin al-Husseini menyiarkan ‘ucapan selamat’ kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia.
Namun pada tanggal 6 September 1944, Indonesia belumlah merdeka! Merujuk kepada sejarah Indonesia, pada saat itu yang sedang terjadi adalah Deklarasi Koiso pada tanggal 7 September 1944. Perdana Menteri Jepang, Koiso Kuniaki mendeklarasikan di depan Diet (Parlemen) Jepang bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan “dalam waktu dekat”.
Selanjutnya kita semua tahu bahwa kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 dan bukan karena diberi Jepang sebagaimana dinyatakan Koiso.
Sesudah Jerman kalah pada Perang Dunia II, Husseini sendiri berusaha mencari suaka ke Swiss namun ditolak, dan ditangkap tentara Prancis pada Mei 1945 di Konstanz, perbatasan Jerman/Swiss. Dia ditahan di Paris sampai 1946, ketika akhirnya dia kabur ke Mesir dengan menggunakan paspor palsu. Kemungkinan besar pada 17 Agustus 1945, Amin al-Husseini sedang berstatus tahanan politik Prancis di Paris.
Jadi, saya kira klaim “Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia” itu adalah hal yang keliru dan tentu saja salah!
Penyataan yang benar adalah; “Mantan mufti agung Yerusalem di bawah pemerintahan Britania Raya di Palestina mengucapkan selamat kepada Indonesia yang dijanjikan akan dimerdekakan oleh Jepang, pada September 1944”
C. Negara yang Pertama Kali Mengakui Kedaulatan Republik Indonesia
Lalu, negara manakah yang pertama kali mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia? Tentu saja jawabannya ialah Mesir. Negara Piramida ini mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara de facto pada tanggal 22 Maret 1946 dan secara de jure pada 10 Juni 1947.
Pada tanggal 10 Juni 1947, terjadi penandatanganan perjanjian persahabatan antara Indonesia dengan Mesir, sekaligus merupakan pengakuan kedaulatan Indonesia dari Mesir secara de jure. Sedangkan Mesir mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto pada 22 Maret 1946. Pihak Indonesia saat itu diwakilkan oleh Haji Agus Salim, A.R. Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi. Sedangkan pihak Mesir diwakilkan oleh Mahmud Fahmi Nokrashi. Nah, untuk pertama kalinya nih, Republik Indonesia mendirikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri.
Kesimpulannya:
- Palestina sebagai suatu negara sendiri belum pernah ada pada 1944.
- Amin al-Husseini memang pernah menjadi Mufti Agung Yerusalem dan pejabat tinggi untuk Mandat Palestina, tapi pada 1944 dia tak lagi memegang kedua jabatan itu. Lagipula yang menunjuk dia menjabat adalah pemerintah Britania Raya.
- Pernyataan pengakuan dan ucapan selamat-nya adalah untuk janji Jepang memerdekakan Indonesia (September 1944), bukan untuk proklamasi 17 Agustus 1945.
- Mesir adalah negara yang pertama kali mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai sebuah negara yang sah.
Literatur pendukung: