Istilah thrifting telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir. Namun, apakah Anda sudah mengetahui apa artinya?
Mencari barang bekas atau thrifting merupakan salah satu gaya hidup yang masih populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar membeli barang bekas yang masih layak pakai dan menghemat uang, tetapi juga memiliki makna dan tujuan yang tersembunyi.
Dari menemukan barang-barang tersembunyi di antara barang bekas yang orang-orang cari, menciptakan gaya pribadi yang khas, mengurangi dampak terhadap lingkungan, sampai mendukung ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Juga: 4 Tips Gaya Hidup Sehat untuk Mengawali Hari dengan Optimal
Apa itu Thrifting?
Berdasarkan definisi thrifting dalam Cambridge Dictionary, istilah ini berasal dari kata thrift dalam bahasa Inggris yang memiliki arti menyimpan uang atau menghindari pemborosan.
Di sisi lain, thrifting adalah kegiatan berbelanja di tempat-tempat seperti toko barang bekas, garage sale, atau pasar loak. Di mana barang-barang tersebut masih dalam kondisi yang baik dan layak pakai dengan harga jual yang lebih murah.
Barang yang orang-orang beli memiliki berbagai jenis, seperti perabotan rumah tangga, barang antik, peralatan elektronik. Paling banyak peminatnya di Indonesia adalah pakaian.
Banyak orang yang mengartikan bahwa gaya hidup thrifting tidak hanya tentang mencari barang bekas dan berhemat, tetapi juga memiliki dampak positif bagi lingkungan. Pengaruh dari kegiatan ini membantu mengurangi produksi barang baru dan memperpanjang umur barang.
Terkadang, ada kegembiraan dan kepuasan yang spesial ketika kita berbelanja di tempat-tempat thrift. Misalnya, saat menemukan barang-barang unik atau langka yang mungkin tidak bisa kita temukan di toko-toko biasa. Ini adalah alasan mengapa thrifting sangat populer dan banyak orang menyukainya.
Tidak mengherankan, beberapa orang menggunakan istilah lain untuk thrifting, seperti mencari harta tersembunyi atau harta karun.
Baca Juga: 7 Sikap Positif untuk Melupakan Kenangan Buruk dalam Hidup
Pengaruh Thrifting terhadap Industri Fashion
Pakaian merupakan salah satu kebutuhan esensial bagi manusia. Namun, kita tidak perlu mengorbankan planet Bumi dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Berdasarkan informasi dari laman Waste4change, industri tekstil atau garmen, terutama fast fashion, memiliki efek buruk terhadap lingkungan.
Isu ini mencakup polusi air, penggunaan zat kimia beracun, dan meningkatnya limbah tekstil yang sulit untuk didaur ulang.
Saat ini, gaya hidup thrifting menjadi solusi untuk berbelanja pakaian dan mengurangi dampak negatif dari industri fesyen terhadap lingkungan.
Baca Juga: TikTok Shop Buka Lagi Lewat Tokopedia