Perbedaan Thrifting dan Preloved, Serupa Tapi Tak Sama

Bagi mereka yang menyukai barang-barang bekas, impor, atau bermerek, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah thrifting dan preloved. Terdapat beberapa perbedaan dari keduanya.


177131773 m

Perbedaan antara Thrifting dan Preloved, meskipun memiliki kesamaan, tetapi tidak sama.

Bagi mereka yang menyukai barang-barang bekas, impor, atau bermerek, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah thrifting dan preloved.

Baik barang bekas dan barang keluaran terbaru memiliki kesamaan dalam hal karakteristik, yaitu dapat kita beli dengan harga yang lebih terjangkau.

Ketika berbicara tentang industri mode yang berkelanjutan, membeli barang bekas dan preloved sebagai salah satu konsep yang ramah lingkungan dan sering menjadi gaya hidup pilihan. Walaupun memiliki konsep yang mirip, thrifting dan preloved sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup besar.

Seringkali, barang-barang preloved ini datang dari pemberian atau hadiah yang belum pernah dibuka atau tidak lagi digunakan.

Secara sederhana, preloved mengacu pada cara atau istilah untuk “membawa” kehidupan baru ke item fesyen yang seseorang miliki.

Banyak orang dengan cepat menganggapnya sebagai pakaian yang sudah tidak layak pakai, namun sebenarnya masih dalam kondisi baik.

Baca Juga: Apa itu Thrifting? Gaya Hidup yang Populer di Generasi Muda

Perbedaan antara Thrifting dan Preloved

Images 18
Perbedaan Thrifting dan Preloved, Serupa Tapi Tak Sama 10

Terdapat beberapa perbedaan antara thrifting dan preloved dalam industri mode. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Pengertian Thrifting dan Preloved

Thrifting

Berdasarkan definisi thrifting dari Cambridge Dictionary, thrifting merujuk pada istilah yang berasal dari kata thrift dalam bahasa Inggris yang memiliki arti menghemat atau menghindari pemborosan.

Pada dasarnya, thrifting adalah kegiatan berbelanja di tempat-tempat seperti toko barang bekas, penjualan barang bekas di garasi, atau pasar loak untuk mencari barang-barang yang masih bagus namun dengan harga yang murah.

Banyak jenis barang yang bisa kita beli, seperti perabotan, barang antik, dan elektronik. Namun, yang paling orang Indonesia minati adalah pakaian dan berbagai produk fashion yang berasal darinya.

Baca Juga:  12 Makanan yang Harus Dihindari pada Perayaan Hari Imlek

Banyak orang menganggap thrifting sebagai gaya hidup yang lebih dari sekadar mencari barang bekas dan menghemat uang. Selain itu, upaya ini juga memiliki manfaat positif untuk lingkungan karena ikut berperan dalam mengurangi produksi barang-barang baru dan memperpanjang masa penggunaan barang.

Mendapatkan kepuasan sendiri saat berbelanja barang bekas memang mengasyikkan, terutama ketika menemukan barang unik atau langka yang jarang ada di toko biasa.

Preloved

Menurut definisi dari Cambridge Dictionary, istilah “preloved” mengacu pada barang yang bukan baru dan telah digunakan sebelumnya.

Biasanya, istilah “preloved” untuk menjual barang-barang yang telah digunakan sebelumnya dengan tujuan menghindari penggunaan kata “bekas”. Penggunaan kata “bekas” dapat memiliki konotasi negatif yang mengacu pada barang-barang yang tidak terpakai, terabaikan, atau tidak lagi bergyna.

Preloved fashion adalah jenis fashion yang mencakup berbagai jenis pakaian dalam kondisi yang berbeda. Pakaian ini bisa menjadi barang bekas yang sangat orang lain suka, seperti koleksi pribadi atau barang kesayangan. Selain itu, preloved fashion juga bisa mencakup barang-barang yang tersortir dari gudang, seperti aksesori, tas, sepatu, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 7 Sikap Positif untuk Melupakan Kenangan Buruk dalam Hidup

2. Asal-usul Barang

Perbedaan utama antara thrifting dan preloved dapat kita lihat dari asal barang tersebut.

Sebagian besar penjual baju bekas mendapatkan pasokan mereka dalam jumlah besar yaitu 100 kg baju yang kemasannya dalam bentuk bal. Pasokan ini mereka peroleh dari penjual pakaian impor dari berbagai negara seperti China, Australia, dan Eropa.

Baca Juga:  Anggota Komisi III: Hukuman Mati Bagi Koruptor Tak Akan Berefek Jera

Semakin banyak jumlah bola yang dipesan, semakin banyak pilihan merek yang tersedia dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda pula.

Menurut Marisa Tumbuan, pendiri Irresistible Bazaar (bazar fesyen preloved), sebagian besar barang-barang fesyen preloved di toko tersebut dari individu, kolektor, dan komunitas tertentu yang sengaja mereka kumpulkan.

Menurut Marisa, ada beberapa jenis Preloved yang diurus oleh individu yang profesional sebagai penjual dan ada juga yang diurus oleh organisasi komunitas pecinta barang branded.

Baca Juga: Belajar dari Kaktus, Simbol Ketangguhan dan Adaptasi Kehidupan

3. Penjualan Barang

Biasanya, berbagai macam barang bekas dijual di toko atau tempat penjualan pakaian bekas.

Banyak toko yang menjual barang bekas secara online atau dapat kita temukan di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Pasar Senen di Jakarta, Gede Bage di Bandung, dan beberapa kota lainnya.

Namun, sebagian besar preloved biasanya dijual secara terbatas. Misalnya, dalam acara bazar untuk koleksi barang bekas yang masih layak pakai, atau melalui transaksi yang lebih personal.

Sekarang, ada platform jual beli yang memiliki bagian khusus untuk barang bekas, seperti Carousell dan Facebook Marketplace.

4. Kualitas Barang

Dalam hal kualitas barang, kondisi dan kualitas barang-barangnya biasanya agak acak.

Keadaan pakaian tersebut memiliki berbagai variasi, ada yang masih halus, beberapa dalam kondisi seperti baru, dan ada juga yang mengalami noda, sobek, cacat produksi, atau tidak berfungsi dengan baik.

Dalam memilih barang, kehati-hatian dan kecermatan sangat penting guna menemukan barang yang berkualitas. Ini juga dapat memberikan kegembiraan atau pengalaman yang unik saat mencari “harta karun” di antara tumpukan pakaian bekas.

Baca Juga:  Kontroversi Konser Hindia: Dituding Sebarkan Satanisme dengan Patung Baphomet

Namun, Marisa berpendapat bahwa barang-barang bekas tidak selalu buruk. Dia juga mengakui bahwa ada produk bekas yang berkualitas tinggi. Ia juga mengatakan bahwa ada toko barang bekas bermerk yang dipajang dengan profesional dan dijamin keasliannya.

Berbeda halnya dengan barang preloved, beberapa acara atau bazar barang bekas seperti di Irresistible Bazaar dan beberapa acara lainnya yang menampilkan produk bekas di Jakarta. Sebagian besar barang yang mereka jual memiliki kualitas yang tinggi dan siap pakai.

Barang-barang preloved yang terkumpul juga seringkali terdiri dari merek-merek mewah, koleksi yang langka, dan desain-desain dari para desainer yang mereka jual dengan harga yang lebih terjangkau.

5. Keaslian Produk

Keaslian produk adalah hal yang sangat penting bagi pembeli, baik itu barang fesyen bekas atau preloved. Mereka sangat memperhatikan apakah produk tersebut benar-benar asli dari merek yang terkait.

Keaslian suatu produk dari sebuah merek sebenarnya bergantung pada penjualnya. Banyak penjual barang bekas dan barang bekas yang jujur dengan kondisi dan kualitas produk mereka, baik itu penjual barang bekas maupun penjual barang preloved.

Keputusan untuk memilih di antara keduanya bergantung pada apa yang setiap orang inginkan, berapa banyak uang yang mereka siapkan, dan jenis barang yang mereka inginkan.

Namun, dapat kita simpulkan bahwa saat kita membeli barang bekas, perlu kesabaran dan kecermatan ekstra untuk menemukan produk berkualitas yang berasal dari merek terkenal.

Apabila Anda mengunjungi bazar barang bekas, sebagian besar barang yang penjual tawarkan telah mereka sortir dengan baik sehingga yang terpajang hanya koleksi terbaik.