Baik itu game digital maupun permainan tradisional yang sering kita mainin semasa kecil seperti petak umpet, lompat tali, congklak, permainan kelereng, maupun board game seperti ular tangga. Semuanya membuat kita merasa seru dan ketagihan memainkannya.
Terkadang saat main game kita jadi lupa waktu. Kita jadi “hyperfocus”. Dipanggil orang tua tidak menyahut, bahkan sampai lupa makan. Selain itu kalau kalah jadi penasaran dan ingin menang. Dan kalau sudah menang, ingin menang lagi, lagi, dan lagi.
Nah ini disebut pengalaman optimal atau kondisi “flow”. Flow state. Dan kali ini kita akan membahas bagaimana menerapkan flow state ini supaya bisa bikin belajar terasa seru dan menyebangkan layaknya main game.
Adalah Mihaly Csikszentmihalyi, seorang psikolog yang berusaha mencari apa yang membuat orang bahagia? Karena secara umum kondisi ekonomi rata – rata manusia jaman sekarang itu lebih baik dari jaman dulu. Yang merasa bahagia itu hanya sekitar 30%.
Ternyata, ketika kita sudah mencapai standar pemasukan tertentu, kenaikan penghasilan itu tidak meningkatkan tingkat kebahagiaan.
Nah setelah di teliti sebagian besar orang yang bahagia itu mengalami kondisi flow di pekerjaannya. Contohnya atlit senang karena pekerjaannya itu memberikan kepuasan batin tersendiri dan ilmuwan senang karena saat melakukan riset membuat mereka merasakan kondisi ekstatik seperti ada di dunia berbeda.
Jadinya mereka dalam beraktivitas itu di gerakkan oleh motivasi intrinsik. Mencari kepuasan batin akibat merasakan kondisi flow ini.
Nah untuk mencapai flow ini menurut Mihaly Csikszentmihalyi, ada tiga hal utama yang harus ada:
1. Aktivitas punya tujuan dan progress yang jelas
Pertama, aktivitasnya harus punya tujuan dan progres yang jelas. Harus ada strukturnya, jadi kamu harus tau apa yang mau kamu pelajari dan bisa tau kemampuan kamu ada di titik mana.
Terus jelas menunya apa yang bakal kamu pelajari di level selanjutnya kalau sudah bisa mengerjakan yang sekarang dan sebaliknya kalau yang sekarang kamu pelajari itu terlalu sulit buat kamu, kamu harus tau level sebelumnya itu apa supaya kamu bisa kembali ke topik yang lebih dasar atau lebih mudah.
2. Ada umpan balik yang jelas dan instan
Syarat kedua harus ada umpan balik atau feedback yang jelas dan instan. Saat kamu belajar harus ada ukuran yang jelas, cara kamu mengerjakan ini benar atau salah?, kamu dianggap sudah paham atau belum?
Misalnya saat belajar di buku cetak sekolah ketika kamu selesai membaca materi kamu bisa langsung cek pemahaman kamu benar atau salah dengan mengerjakan soal – soal di buku tersebut supaya kamu tau salahnya di mana.
Dan untuk mencapai kondisi flow ini kamu harus bisa mengevaluasi kinerja kamu saat itu juga karena ini sangat penting untuk syarat yang ketiga.
3. Ada keseimbangan antara tantangan dan kemampuan
Syarat ketiga yaitu harus ada keseimbangan antara tantangan yang kamu hadapi dengan kemampuan kamu. Kamu harus punya rasa percaya diri bahwa kamu bisa menyelesaikan sebuah tugas. Dalam belajar kamu harus menyesuaikan antara tingkat kesulitan bahan yang kamu pelajari dengan kempuan kamu saat ini.
Layaknya main game kalau terlalu gampang nanti kamu jadi bosan dan tidak bersemangat, sebaliknya kalau terlalu sulit nanti kamu jadi frustrasi malah bisa cemas atau bahkan panik apalagi kalau sudah dekat deadline.
Inilah juga yang menjadi kunci dalam desain game. Ketika merancang game, seorang game desainer harus memastikan bahwa pemain game mendapatkan tantangan yang optimal.
Adanya tantangan yang optimal ini memungkinkan terjadinya “overlearning”. Ini adalah kondisi ketika seseorang mempraktekkan skill yang baru di pelajari, melampaui penguasaan awal yang dia miliki.
Mislanya kamu dapat tugas matematika, kamu sudah bisa menemukan kuncinya pakai cara A, kamu bisa coba cara B, cara C, dan seterusnya sampai kamu dapat cara mengerjakan soal dengan rumus berbeda dan lebih cepat.
Siklus inilah yang menuntun kamu untuk tumbuh karena menyukai belajar dari waktu ke waktu. Dan lama – lama kamu sudah tidak perlu menghintung – hitung pakai rumus lagi, tiba – tiba otak kamu sudah menemukan jawabannya ini namanya “automaticity”. Inilah yang membedakan seorang pemula dengan seorang ahli.
Nah itulah tiga kunci supaya kamu merasakan flow dalam belajar. Intinya sesuaikan dengan tingkat kemampuan kamu. Coba kejar materi pelajaran dari yang kamu bisa dulu dan terus pelajari hal lain kalau kamu sudah bosan karena materinya terlalu gampang.
Referensi:
- https://positivepsychologyprogram.com/mihaly-csikszentmihalyi-father-of-flow/
- https://www.teachthought.com/learning/students-feel-learning-state-flow/
- https://www.amazon.com/Flow-Psychology-Experience-Perennial-Classics/dp/0061339202
- https://m.youtube.com/watch?v=E6xaRmFC_e8
Penulis: Muhammad Al-Fatih
Editor: Yogi Arfan