Tepat pada hari Senin, 3 Mei 2021 lalu, pemerintah Arab Saudi membagikan foto dengan resolusi tinggi dari batu al-Hakar al-Aswad atau yang biasa kita kenal Hajar Aswad.
Dilansir dari CNN, Presidensi Umum Urusan Masjid Agung Saudi Nabawi mengatakan dalam siaran pers Senin bahwa foto batu suci yang berada di Makkah itu mempunyai resolusi hingga 49 ribu megapixel dan membutuhkan waktu sampai 50 jam untuk menyelesaikan proses suntingnya.
1. Membutuhkan waktu selama 7 jam

Presidensi Umum menjalin kerja sama dengan agen teknik dua Masjid Suci agar dapat menciptakan foto dengan resolusi tinggi. Sebanyak 1.50 foto diambil dari batu Hajar Aswad tersebut, dan tiap foto memiliki ukuran 160 gigabyte.
“Batu itu difoto selama tujuh jam,” tutur pihak berwenang.
Digital Photography School mengungkapkan teknik yang digunakan dalam proses tersebut, yakni teknik penumpukan fokus (focus stacking). Di mana teknik ini dapat menggabungkan banyak foto dengan titik fokus yang berbeda agar menjaga ketajaman produk akhir.
2. Belum pernah dilakukan sebelumnya

Afifi al-Akiti yang merupakan seorang rekan dalam studi Islam di Universitas Oxford, yang tidak terlibat dengan proyek tersebut mengatakan bahwa pengambilan gambar batu Hajar Aswad ini penting untuk dilakukan, karena sebelumnya belum pernah terjadi.
Selain itu, ia juga mengatakan proyek ini penting dilakukan karena memungkinkan orang lain yang belum pernah melihatnya, dapat melihat penampakan Hajar Aswad yang sebenarnya dalam jarak sangat dekat.
“Dalam tradisi muslim, ini dianggap sebagai peninggalan suci, tetapi alasan memainkan peran utama dalam tradisi muslim… Jadi meskipun belum pernah terjadi sebelumnya untuk melihat gambar batu, saya pikir muslim turun ke bumi dan sains memainkan peran utama dalam agama,” kata Afifi, dikutip dari CNN.
3. Awalnya Batu Hajar Aswad berwarna putih

Batu Hajar Aswad dibingkai dengan perak murni. Batu itu berada di sudut tenggara Ka’bah. Saat melaksanakan ibadah haji, biasanya umat muslim akan berjalan mengelilingi Ka’bah dan melalui batu suci tersebut.
Selain itu, umat muslim biasanya akan menyentuh, membelai, atau mencium batu al-Hajar al-Aswad ketika berjalan melaluinya.
“Batu itu awalnya berwarna putih, bukan hitam. Diperkirakan manusia menyentuh batu itu dan meminta pengampunan dari Tuhan adalah alasan mengapa batu itu hitam, mencerminkan dosa umat manusia, menurut sumber-sumber muslim,” ujar Afifi.