Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria sama-sama merupakan penyakit tropis yang ditularkan oleh gigitan nyamuk. Gejala keduanya pun relatif sama yang ditandai dengan demam. Kendati memiliki banyak persamaan, keduanya merupakan penyakit yang berbeda.
Belum genap tiga bulan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 16.099 kasus DBD sepanjang januari hingga Maret 2020. Belasan ribu kasus itu mengakibatkan 100 jiwa di antaranya melayang.
Kemenkes mencatat ada sebanyak 137.761 kasus DBD pada 2019 lalu. Angka ingin melonjak dua kali lipat dari 65.602 pada 2018. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 100-400 juta orang terserang DBD setiap tahunnya.
Sementara pada malaria, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2018 mencatat prevalensi sebesar 0,4 persen. Menurun dari tahun 2013 dengan pravelensi sebesar 1,4 persen
Hingga saat ini, masih banyak orang sulit membedakan antara DBD dan malaria. Wajar saja, sebab pasien akan mengalami gejala yang sama seperti demam setelah digigit oleh nyamuk pembawa virus. Untuk memberikan perawatan yang tepat, penting untuk terlebih dahulu mendiagnosis penyakit dengan benar.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. DBD bisa menular dari orang ke orang. Mengutip laman kesehatan Practo, tak seperti DBD, malaria disebabkan oleh parasit protozoa yang hanya bisa ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles.
Perbedaan Gejala
DBD umumnya akan ditandai dengan demam yang berlangsung sangat lama atau sekitar tujuh hari. Demam bisa mencapai 39,5 hingga 41,4 derajat celcius. Demam juga umumnya disertai dengan sakit kepala dan nyeri otot. Mengutip situs Only My Health, demam pada pasien DBD bisa menghilang untuk kemudian muncul kembali bersamaan dengan hadirnya gejala ruam kulit.
Beberapa gejala lain yang menandai DBD di antaranya mual, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri pada mata, serta ruam pada anggota tubuh.
Tak seperti DBD, demam pada malaria umumnya berlangsung dalam waktu yang lebih pendek. Gejalanya meliputi mengigil, anemia, nyeri sendi, muntah, kejang, dan berkeringat. Gejala malaria pada umumnya terjadi dalam tiga tahap yaitu batuk, panas, berkeringat.
Meski sama-sama ditularkan oleh nyamuk, namun kedua penyebab penyakit ini mengalami masa inkubasi yang berbeda. Pada malaria, dibutuhkan waktu 10-15 hari hingga gejala muncul. Sementara gejala DBD bisa muncul 4-5 hari terinfeksi.