Seperti Apa Film “Dirty Vote” yang Menuai Pro-Kontra Pemilu?

Ringkasan Film Dirty Vote yaitu film dokumenter yang mengungkap skema kecurangan dalam pemilu yang tayang pada 11 februari 2024.
Film Dokumenter Berjudul Dirty Vote Yang Mengungkap Desain Kecurangan Pemilu 2024
Film Dokumenter Berjudul Dirty Vote Yang Mengungkap Desain Kecurangan Pemilu 2024

Film Dirty Vote sudah ada pada kanal YouTube PSHK (Pusat Studi Hukum dan Kebijakan) Indonesia. Kisah film dokumenter yang mengungkap skema kecurangan dalam pemilu ini pertama kali tayang pada tanggal 11 Februari 2024 pukul 11.11 WIB.

Film ini berdurasi hampir 2 jam dan menampilkan tiga ahli hukum tata negara yang mengungkapkan berbagai metode curang yang ada dalam Pemilu 2024. Ketiga ahli tersebut adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Film Dirty Vote merupakan karya Dandhy Dwi Laksono, seorang jurnalis investigasi yang aktif dalam mengkritik kebijakan pemerintah lewat medium film. Dirty Vote bukanlah karya pertama yang Dandhy buat dalam situasi pemilihan umum.

Desain Tanpa Judul 2790258380 1

Sebelumnya, Dandhy merilis film berjudul Ketujuh pada tahun 2014. Kemudian, tiga tahun setelahnya, menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Dandhy merilis film dengan judul Jakarta Unfair. Selanjutnya, menjelang Pemilu 2019, Dandhy merilis film yang berjudul Sexy Killers.

Ringkasan Film Dirty Vote

Dirty Vote adalah film tentang upaya kecurangan dalam Pemilihan Umum 2024 dari perspektif para ahli hukum konstitusi Indonesia. Awal mula ceritanya dari perbedaan pendapat Jokowi mengenai keterlibatan anak-anaknya dalam dunia politik.

Selain itu, teks juga menyebutkan tentang kekurangan netralitas para pejabat pemerintah, kekuasaan dan risiko penipuan yang kepala desa miliki, anggaran dan distribusi bantuan sosial, penggunaan fasilitas umum, serta pelanggaran etika yang lembaga-lembaga negara lakukan.

Feri Amsari mengungkapkan bahwa rancangan kecurangan-kecurangan tersebut tidak dengan cepat dan tidak sendirian. Mayoritas dari rencana kecurangan ini terorganisir dengan sistematis dengan kekuatan yang telah berkuasa bersama selama 10 tahun terakhir.

Pandangan-Pandangan Terhadap Film Dirty Vote

Menurut Zainal Arifin Mochtar, kecurangan yang mereka atur bersama akhirnya satu pihak dapat memanfaatkan hal tersebut. Pihak ini adalah mereka yang saat ini memiliki kekuasaan dan dapat mengendalikan aparatur dan anggaran.

Menurut Bivitri Susanti, merencanakan kecurangan dalam Pemilu 2024 sebenarnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Rezim-rezim telah melakukan ini sebelumnya di berbagai negara. Ia mengatakan bahwa untuk merencanakan dan melaksanakannya tidak membutuhkan kecerdasan, melainkan hanya memerlukan sifat licik dan ketahanan terhadap rasa malu.

Biviti, seorang dosen di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, menyatakan bahwa Pemilu 2024 tidak boleh kita abaikan begitu saja. Masyarakat harus menyadari bahwa terjadi kecurangan yang luar biasa selama pemilu ini.

Film Dirty Vote menggambarkan bagaimana politisi memanipulasi rakyat untuk keuntungan sendiri. Film ini juga mengungkapkan berbagai tindakan kecurangan yang jelas dan terlihat oleh publik, tetapi tidak pernah mendapat hukuman.

Penyalahgunaan penggunaan kekuasaan dengan jelas demi meraih kemenangan dalam pemilu justru merusak sistem demokrasi. Salah satu sorotan yang mendapat perhatian adalah kekuatan besar yang berada di belakang pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang tertuduh melakukan kecurangan paling banyak.

Terdapat grafik yang menunjukkan data-data kecurangan dalam Pemilu 2024. Penjelasannya telah tiga narasumber sampaikan. Menurut Bivitri, film ini akhirnya menjadi catatan sejarah yang menggambarkan kerusakan demokrasi di Indonesia.

Baca juga:

Add a comment

Tinggalkan Balasan

Prev Next
Hidupkan Notifikasi OK No thanks