Setelah Israel, dan Amerika, Kini China Berhasil Membuat Vaksin COVID-19 dan Siap Diproduksi

8
0
Setelah Israel, dan Amerika, Kini China Berhasil Membuat Vaksin COVID-19 dan Siap Diproduksi

Ada kabar baik di balik bencana mewabahnya virus corona atau COVID-19 di dunia. China mengaku sudah berhasil melakukan penelitian dan menemukan vaksin untuk menyembuhkan virus ini.

Vaksin obat corona itu ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Akademi epidemiologi yang dipimpin ilmuwan bernama Chen Wei. Hal itu diungkapkan duta besar China untuk Riyadh, Chen Weiqing, Rabu 18 Maret 2020.

Menurutnya informasi yang diterimanya ilmuwan China telah melakukan penelitian klinis dan tinggal melakukan percobaan terhadap manusia saja. Chen menuturkan, vaksin yang ditemukan pasti sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan internasional. Hal itu cukup menggembirakan, karena setelah diuji kepada manusia, vaksin obat corona akan dapat diproduksi secara massal.

Perlu diketahui, China merupakan negara tempat pertama kali virus corona ditemukan. Lebih dari 80 ribu penduduk China terinfeksi virus ini dan 3 ribu orang telah meninggal dunia. Meski begitu 67 ribu telah berhasil disembuhkan.

ARTIKEL TERKAIT •
5 Cara Yang Harus Dilakukan Ketika Mengkarantina Diri

Sampai saat ini tak cuma China yang mengklaim telah menemukan vaksin corona, Amerika juga telah mengklaim hal yang sama, bahkan Israel telah jauh-jauh hari mengeluarkan klaim menemukan vaksin corona.

Vaksin dari Amerika

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menawarkan perusahaan biofarmasi asal Jerman, CureVac, untuk mendapatkan hak eklusif atas vaksin corona atau COVID-19 dilansir dari kantor berita RMOL.

Dilaporkan bahwa Trump telah memberikan tawaran sebesar 1 miliar dolar Amerika atau setara dengan 15 triliun rupiah.

Kepada AFP, seorang pejabat Amerika Serikat juga mengungkapkan pemerintah lain telah melakukan negosiasi dengan lebih dari 25 negara yang dapat membantu mengembangkan vaksin.

Sebagian besar perusahaan ini telah menerima dana awal dari investor Amerika, seperti yang dimuat The Guardian. CureVoc merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2000 dan memasarkan diri sebagai spesialis pengembangan perawatan kanker berbasis antibodi, pengobatan penyakit langka, dan vaksin profilaksis.

Pekan lalu, CureVoc sendiri secara misterius mengganti Daniel Menichella sebagai CEO dengan Ingmar Hoerr. Itu hanya beberapa pekan setelah Menichella bertemu Trump. Wakil presiden Mike Pence dan perwakilan perusahaan farmasi di Washington.

Tinggalkan Balasan