Seorang eccedentesiast ialah orang yang menyembunyikan banyak hal dengan senyumanya, seringkali hal yang sedih, traumatis dan stres. Namun aa selalu berusaha untuk merasa baik-baik saja dan cenderung melakukan segala sesuatunya sendiri.
Karena garis tawa dan lekung senyumnya masih terpancar di balik sendunya kesedihan mereka, tak sedikit orang mengatakan bahwa para pelaku eccedentesiast adalah orang yang munafik, meskipun ada juga yang beranggapan bahwa eccedentesiast adalah orang yang kuat.
Namun apakah senyum tersebut sehat?
Di antara legowo atas apa yang terjadi dan ikhlas serta tabah dalam menghadapi badai, hingga melepaskan kesedihan dengan tersenyum atau mungkin mereka sebenarnya hanya berpura-pura bahagia saja?
Hebatnya, mereka pandai menyenangkan orang lain. Mereka pelau eccedentesiast, peka terhadap permasalahan orang lain, meskipun hal sekecil apapun itu.
Selain itu, mereka justru mampu memberikan solusi yang baik terhadap hal tersebut. Meskipun bahkan mereka sendiri mungkin saja tak mampu menyelesaikan masalahnya.
Mungkin cerita di bawah ini bisa memberikan kita pemahaman lebih spesifik dan konkret tentang eccedentesiast:
Di tengah kota yang sangat sibuk terkenal seorang badut yang hebat dalam menghibur orang lain. Banyaknya pekerjaan, masalah ekonomi yang berat, dan masalah-masalah kota metropolitan membuat banyak orang yang datang ke badut itu hanya untuk menikmati canda dan tawa yang dibuat oleh badut yang tidak diketahui siapa orang di balik topeng lucunya.
Pada suatu hari ada seseorang yang datang ke psikiater terkenal, dia cerita beberapa masalah yang dia hadapi hingga akhirnya dia berkata “Mengapa masalah di dunia ini sangat sulit? Banyak yang harus saya selesaikan dengan diri saya sendiri, Saya bingung, Saya frustasi dalam menghadapi masalah di dunia ini, seperti tidak ada habisnya masalah itu datang ke saya…”
Psikiater itu berkata padanya “Kau baru ya di kota ini? Apa kau tau, di tengah kota ada seorang badut yang sangat terkenal, dia pandai membuat orang lain tersenyum ketika mereka merasa frustasi seperti anda, kenapa kau tidak mencoba datang ke dia, kau akan merasa terhibur” Ruangan sang psikiater pun tiba-tiba hening, sang pasien pun terdiam, dia menunduk, dan seketika air mata keluar dari matanya.
“Bagaimana saya bisa terhibur oleh badut tersebut?” tanyanya.. “Memangnya ada apa? Mengapa kamu tidak bisa terhibur olehnya?” sang psikiater pun mulai bingung, karena biasanya pasien-pasiennya langsung pergi ke badut tersebut dan mencari hiburan, namun tidak pasiennya yang satu ini. “Karena…” sang pasien mulai menangis, dia mencoba kuat untuk mengakatakannya, dia mencoba untuk menahan air mata dan sesak di dadanya sambil berkata “Karena… saya lah badut tersebut…”
Diam adalah teriakan paling keras! Mungkin ungkapan itu lah yang bisa menggambarkan pelaku eccedentesiast.
Referensi: Hipwee.com
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.