Halo sobat EBID….
Gimana kabar kalian? Baik? Syukurlah kalo gitu hehehehe…
Sekarang kan sudah musim Milky way, nah pasti kalian yang menjadi tukang foto-foto langit/astrofotografer sudah banyak yang siap-siap dalam mengabadikan indahnya langit malam. Nah, oleh karena itu, kami ingin memberikan sedikit tips dan beberapa teknik yang digunakan dalam astrofotografi.
1) Stack/tumpuk
Nah, teknik ini dapat kalian gunakan untuk memperjelas atau mempertajam foto yang kamu dapatkan. Teknik ini sangat cocok bagi kalian yang tempat tinggalnya memiliki polusi cahaya yang cukup tinggi. Bagaimana melakukan teknik stack ini? Mudah saja. Pertama-tama tentu yang kalian butuhkan adalah gambar yang akan diedit. Nah gambarnya gak hanya 1 frame aja, tapi terdiri dari 3-4 frame yang digabungkan/ditumpuk menjadi 1 frame, sehingga dihasilkan gambar/foto yang terlihat jelas dan lebih tajam.
Kalian hanya perlu aplikasi mobile seperti autostakkert, stackingphoto atau picsart. Serta software seperti Sequator, Registax dan sejenisnya. Dengan menggunakan aplikasi dan software tersebut, maka kalian bisa dengan mudah menerapkan teknik stack ini.
Penulis sendiri lebih sering menggunakan Sequator.
Teknik ini juga cocok bagi kalian yang menggunakan Smartphone namun, tidak support untuk “exposure” yang cukup, misalnya saja hanya tersedia Shutterspeed 16 atau 20 detik dengan ISO rendah sekitar 100-400.
2) Stitch/jahit
Nah, kalo ini beda lagi. Teknik stitch ini dilakukan untuk menggabungkan 2 frame atau lebih menjadi sebuah panorama. Misalnya saja, kamu ingin mengabadikan bentangan Milky way dari Selatan hingga ke Utara maka, teknik ini sangat berguna. Bagaimana caranya? Kalian cukup memotret langit atau bentangan Milky way dalam beberapa frame dimulai dari Selatan atau arah Utara menuju arah sebaliknya.
Nah, setelah itu kalian bisa memasukkan beberapa gambar yabg telah kalian potret tersebut ke dalam aplikasi mobile yang bernama Bimostitch untuk di proses. Tunggu sebentar daan tadaaaa… bentangan Milky way dari Selatan ke Utara dapat kita lihat dalam satu frame/gambar saja.
Bisa juga untuk menggabungkan beberapa gambar dari Bulan ketika kita menginginkan gambar yang jelas dan cukup dekat namun, medan pandang yang ada pada teleskop masih kurang. Sehingga digunakanlah teknik ini.
3) Startrail/jejak atau jalur bintang.
Bumi kita berotasi dan akibatnya adalah peredaran Matahari dan benda-benda langit lainnya yang melintasi langit dari Timur ke Barat. Pergerakannya inilah yang dapat kita abadikan dan disebut dengan startrail.
Gimana caranya? Mungkin cukup menyiksa kamera kalian. Dengan cara mengumpulkan dan memotret langit atau bintang hingga tersedia 30-50 gambar… Wkwkwkw banyak banget.
Gambar yang sudah tersedia tadi dimasukkan ke dalam software seperti Sequator untuk di edit dan diproses. Semakin banyak gambar yang kamu potret, semakin panjang juga jejak bintang yang kamu dapatkan. Cobalah untuk menggunakan intervalometer atau kabel shutter release untuk mdnghindari kamera tidak stabil dan meminimalisir pembuangan waktu sekitar 2-4 detik untuk kembali menyalakan kamera yang berakibat hasil dari startrailnya terdapat sedikit celah/terpotong dikarenakan jeda yang dilakukan.
Sebaiknya, jika kamu ingin membuat star trail, arahkan kamera kamu ke Utara atau Selatan. Karena di arah inilah efek yang ditimbulkan oleh rotasi bumi semakin terlihat keren.
4) Membuat Timlapse
Membuat timelapse diperlukan waktu yang cukup lama. Kamu harus mengumpulkan minimal 15-20 frame dengan interval/waktu jeda pengambilan gambar 1 ke gambar berikutnya adalah 15-20 detik. Semakin banyak gambar yang kamu dapatkan, maka semakin panjang juga durasi timelapsenya.
Kalian bisa menggunakan apk lapse it pro untuk memprosesnya.