Fenomena Hujan Meteor Phoenicid dan Trik Mengamatinya, Puncaknya pada tanggal 2 Desember.
Banyak sekali peristiwa langit yang dapat kita amati setiap beberapa waktu. Mulai dari fenomena yang terkait dengan Matahari dan planet lain di tata surya kita hingga keindahan dan misteri yang memukau dari hujan meteor. Pada akhir tahun 2023 ini, kita akan mengalami lagi fenomena langit berupa hujan meteor.
Hujan meteor yang dikenal dengan nama Phoenicid merupakan sebuah fenomena langit yang sering terjadi menjelang akhir tahun. Kamu hanya bisa menyaksikan fenomena ini di bagian selatan Bumi, termasuk di negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Indonesia. Hal ini menjadikan negara-negara tersebut beruntung karena dapat menyaksikan keindahan fenomena langit.
Mengenal Hujan Meteor Phoenicid
Hujan meteor Phoenicid yang pertama kali terlihat pada bulan Desember 1956 oleh Tim Penelitian Antartika Jepang. Berdasarkan informasi dari Star Walk, hujan meteor ini berasal dari pecahan komet dengan sebutan D/1819 W1 (Blanpain) dan titik asalnya terletak di rasi bintang Phoenix. Secara klasifikasi, hujan meteor Phoenicid sebenarnya termasuk dalam kategori hujan meteor yang kecil.
Menurut laporan dari Phys.org, komet Blanpain yang menghasilkan hujan meteor Phoenicid pertama kali ditemukan pada tahun 1819 sebelum akhirnya menghilang. Pada tahun 2003, peneliti menemukan sisa-sisa asteroid yang berada di jalur orbit komet Blanpain yang telah berusia lebih dari 100 tahun. Oleh karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa komet Blanpain telah hancur sejak satu abad yang lalu dan sekarang lebih tepat disebut sebagai asteroid.
Ya, hujan meteor Phoenicid yang dapat kita lihat sebenarnya adalah partikel debu dan gas yang tersisa dari komet Blanpain yang telah rusak. Ketika partikel debu dan gas tersebut keluar dari jalur orbit asteroid, mereka akan bertabrakan dengan atmosfer Bumi saat planet kita mendekatinya.
Namun, jangan khawatir, semua bahan dari hujan meteor Phoenicid akan terbakar sepenuhnya saat masuk atmosfer kita. Oleh karena itu, kita masih bisa menikmati keindahannya dengan aman.
Jumlah dan Kecepatan Hujan Meteor Phoenicid
Indeks populasi digunakan untuk menghitung jumlah meteorit dalam suatu waktu. Indeks ini mengacu pada tingkat kecerahan cahaya yang dipancarkan oleh meteorit. Semakin rendah nilai indeks, semakin terang cahaya yang dapat terlihat dari hujan meteorit tersebut.
Dalam mengukur kecepatannya, para peneliti umumnya menggunakan Zenith Hourly Rate atau ZHR. Semakin mendekati orbit Bumi, maka semakin tinggi kecepatan yang dihasilkan oleh hujan meteor tersebut.
Dalam konteks hujan meteor Phoenicid, sebenarnya peristiwa ini tergolong cukup menarik. Jumlah meteor yang terlihat saat hujan meteor ini terjadi sebanyak 3. Selain itu, kecepatan meteor Phoenicid juga cukup tinggi, yaitu mencapai 12 km per detik ketika sudah mendekati orbit Bumi.
Kapan bisa melihat fenomena ini?
Hujan meteor Phoenicid sebenarnya terjadi hampir setiap tahun pada rentang waktu antara tanggal 28 November hingga 9 Desember. Pada tahun lalu, puncak dari hujan meteor ini terjadi pada tanggal 6 Desember.
Tahun ini memiliki perbedaan sedikit pada puncaknya. Menurut In The Sky, pada tanggal 2 Desember 2023 nanti, puncak hujan meteor Phoenicid akan terjadi. Kabar baiknya, Indonesia akan menjadi salah satu wilayah yang dapat menyaksikan fenomena tersebut.
Di Jakarta, puncak fenomena meteor Phoenicid akan terjadi antara pukul 19.15 WIB hingga 02.00 WIB. Namun, waktu yang paling ideal untuk menyaksikan fenomena ini adalah pukul 20.00 WIB karena pada saat itu titik puncaknya berada di posisi tertinggi di langit.
Kamu beruntung, pada Sabtu malam ini, kita dapat melihat hujan meteor Phoenicid sambil berjalan-jalan di luar. Jika kamu ingin menyaksikan keindahan langit ini, pastikan untuk pergi ke tempat yang minim polusi cahaya.
Untuk melihat dengan lebih jelas, Anda dapat pergi ke daerah dataran tinggi, pantai, atau tempat yang minim cahaya. Selain itu, disarankan untuk pergi sebelum waktu puncak agar mata dapat beradaptasi dengan kegelapan di sekitar. Dengan begitu, saat puncak hujan meteor terjadi, Anda dapat melihatnya dengan lebih jelas. Tidak perlu mencoba merekamnya karena fenomena ini sulit direkam oleh kamera, terutama kamera smartphone.