Pernahkah kalian mendengar sejarah hubungan suku makassar dan suku aborigin? Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui sejarah tersebut. Bagaimana bisa suku makassar dari negara Indonesia bisa jauh dan berhubungan baik dengan suku aborigin suku asli Australia tersebut? Ternyata hubungan mereka barlangsung sejak dahulu kala.
Suku makassar terkenal sebagai salah satu suku yang suka berlayar sejak zaman dahulu. Itulah mengapa suku makassar banyak terkenal dibeberapa negara di dunia. Sebut saja negara Afrika Selatan, dimana salah satu toko suku makassar Syekh yusuf pernah berdakwah di negara sana. Bahkan beliau dijadikan sebagai salah satu pahlawan nasional di Afrika Selatan. Bukan hanya itu saja masih di salah satu negara bagian afrika yaitu madagaskar ternyata nenek moyang orang-orang disana adalah orang Indonesia yang salah satunya dari suku Makassar.
Ternyata di benua Australia suka makassar juga terkenal disana oleh suku asli aborigin. Sejarawan pernah meneliti hal ini walaupun masih kurang yakin apakah perjalanan dimulai dari suku Makassar ke Marege (nama yang diberi Makassar untuk pantai utara Australia). Perdagangan teripang dari Makassar telah dimulai sekitar tahun 1720, meskipun beberapa penulis menyatakan perjalanan telah dimulai 300 tahun lebih awal (sekitar tahun 1400).

Perdagangan mulai merosot pada akhir abad ke-19 karena penetapan bea cukai oleh pemerintah Australia. Setelah penerapan undang-undang untuk melindungi “integritas wilayah” Australia, perahu Makassar terakhir meninggalkan Arnhem Land tahun 1906. Permintaan teripang juga menurun karena kekacauan di Cina pada masa itu.
Hingga sekarang jejak-jejak suku makassar yang ada di australia masih bisa kita temukan dari pengakuan beberapa orang suku aborigin disana. Mereka sangat bersahabat dengan suku Makassar dan menerima suku asli Indonesia ini sebagai tamu kehormatan. Hubungan Makassar dengan penduduk asli Australia masih diingat hingga kini, melalui sejarah lisan (lagu-lagu, tarian) dan lukisan-lukisan batu, dan juga melalui perubahan warisan budaya yang diakibatkan oleh hubungan ini.
Makassar menukar barang-barang seperti pakaian, tembakau, pisau, nasi, dan alkohol demi hak untuk menangkap ikan di perairan Aborigin. Mereka juga mempekerjakan penduduk asli. Beberapa komunitas Yolngu di Arnhem land mengubah ekonomi mereka dari berbasis darat menjadi berbasis laut, karena masuknya teknologi Makassar seperti kano. Kapal-kapal yang mampu berlayar itu, tidak seperti kano tradisional, memungkinkan penangkapan dugong dan penyu di laut.
Beberapa pekerja Aborigin menemani orang Makassar kembali ke Sulawesi Selatan. Suku Yolngu juga mengenang penculikan dan perdagangan perempuan Yolngu, dan mewabahnya variola, yang sedang mewabah di kepulauan sebelah timur Jawa pada saat itu.
Pijin Makassar menjadi lingua franca di pantai utara dan ini berlangsung tidak hanya antara Makassar dengan penduduk Aborigin, tetapi juga antara suku-suku Aborigin yang berbeda. Kata dari bahasa Makassar masih dapat ditemui dalam bahasa-bahasa Aborigin di pantai utara; misalnya rupiah (uang), jama (kerja), dan balanda (orang kulit putih). Barang-barang yang diperdagangkan Makassar menyebar hingga ke selatan. Selain itu, kemungkinan Makassar telah membawa agama Islam ke Australia. Dan pernah ada yang mengatakan jika suku makassar adalah suku pertama yang menemukan dan bersahabat dengan suku aborigin.
Hubungan kedua suku berbeda benua ini bisa dikatakan hubungan persahabatan yang terjalin cukup lama. Sebenarnya bukan hanya suku Makassar yang pernah berlayar ke aborigin juga dengan suku bugis yang memang merupakan saudara dari suku makassar. Walaupun saat ini zaman telah berubah dan sejarah berkata lain suku asli aborigin harus tanduk dengan kolonial inggris.
Sumber:
Youtube
McIntosh, I. S. (2000) Aboriginal Reconciliation and the Dreaming. Allyn and Bacon, Boston.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_nelayan_Makassar_dengan_Australia
https://indocropcircles.wordpress.com/2016/06/17/diaspora-indonesia-di-masa-lalu-australia-bagian-dari-nusantara/