Kematian Tragis Anne Boleyn, Permaisuri Raja Henry VIII

Anne Boleyn, seorang perempuan yang merupakan ibu dari Ratu Elizabeth I dari Inggris, mengalami kematian yang menyedihkan dengan dipenggal.


image 2024 01 01 220604681

Cerita sedih tentang Ratu Inggris Anne Boleyn yang berakhir dengan hukuman penggal.

Anne Boleyn, seorang perempuan yang merupakan ibu dari Ratu Elizabeth I dari Inggris, mengalami kematian yang menyedihkan dengan dipenggal.

Pada tahun 1536, Raja Henry VIII dari Inggris menuduh istrinya sendiri, Anne Boleyn, melakukan perbuatan terlarang seperti perzinahan, hubungan yang tidak pantas, praktik sihir, dan bersekongkol melawan raja. Raja Henry VIII dengan sengaja melontarkan tuduhan yang memalukan tersebut kepada Boleyn karena ia sangat menginginkan seorang putra sebagai pewaris tahta.

Ada dugaan bahwa Henry ViI menjebak Boleyn agar ia bisa menikahi istri ketiganya, Jane Seymour, dengan harapan mendapatkan seorang anak laki-laki.

Baca Juga: Jangan Remeh! Bajak Laut Wanita Ada, Tercatat dalam Sejarah

Siapakah Anne Boleyn?

Image 2024 01 01 221115848
Kematian Tragis Anne Boleyn, Permaisuri Raja Henry VIII 10

Anne Boleyn adalah seorang wanita yang berasal dari keluarga Sir Thomas Boleyn. Sebelum dia menjadi ratu, Boleyn bekerja di istana saat Henry VIII telah menjadi raja.

Boleyn pernah menjadi salah satu pengiring pengantin saat Henry VIII menikah dengan Catherine dari Aragon, istri pertamanya. Pernikahan Henry VIII dan Catherine berlangsung dari tahun 1509 sampai 1533.

Baca Juga:  Sejarah Perayaan Hari Imlek di Indonesia

Anne Boleyn adalah seorang wanita bangsawan yang memiliki pengalaman bekerja di istana-istana di Eropa lainnya. Dia mendapatkan pendidikan yang baik dan memiliki keterampilan dalam berbagai hal seperti menari, bernyanyi, dan bermain permainan.

Sama seperti ayahnya yang bekerja sebagai diplomat, Anne juga terlibat dalam menyambut pejabat asing yang mengunjungi istana dan memiliki pengaruh dalam masalah internasional.

Dalam perannya tersebut, dia sering terlibat dengan berbagai pemimpin politik, termasuk Thomas Cromwell, seorang politikus yang menjabat sebagai menteri utama di bawah pemerintahan Henry VIII pada tahun 1532.

Raja Henry VIII kemudian merasa terpikat pada Boleyn dan berniat untuk melamarnya. Namun, Boleyn menolak menjadi selir.

Baca Juga: Jejak ‘Unicorn’ dalam Mitologi Budaya Sejarah Dunia Kuno

Peran Penting Anne Boleyn dalam Sejarah Inggris

Anne Boleyn memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Inggris dan gereja Anglikan. Untuk dapat menikahi Anne Boleyn, Henry VIII harus bercerai dengan Catherine dari Aragon. Walaupun perceraian tidak diizinkan menurut ajaran gereja Katolik, namun Henry VIII tetap mencari jalan keluar.

Dia berpendapat kepada Paus Clement VII, pemimpin Gereja Katolik, bahwa dia dapat menceraikan pernikahannya dengan Catherine karena Catherine telah menikah dengan saudara laki-lakinya, Arthur, yang meninggal setelah mereka menikah.

Baca Juga:  Jejak Mitos Keberadaan Naga Melalui Perspektif Sejarah

Henry menggunakan dasar argumen tersebut dari kitab Imamat dalam Alkitab, yang mengutuk pernikahan antara seorang pria dengan istri dari saudara laki-lakinya. Henry VIII berpendapat bahwa Paus telah melakukan kesalahan dengan tidak menceraikan pernikahan antara ia dan Catherine dari Aragon.

Karena Paus Clement VII menolak untuk menceraikan pernikahan tersebut, Henry VIII mengambil tindakan yang memiliki dampak besar pada sejarah dunia dan agama. Dengan bantuan Thomas Cromwell sebagai menteri utama, Henry VIII memutuskan hubungan Kerajaan Inggris dengan Gereja Katolik di Roma.

Pada bulan Januari 1533, Raja Henry VIII dan Anne Boleyn melakukan pernikahan secara rahasia. Peristiwa ini menyebabkan Raja Henry dan Uskup Agung Canterbury saat itu, Thomas Cranmer, diasingkan dari gereja Katolik.

Pada akhirnya, keputusan ini menghasilkan berdirinya Gereja Inggris, yang menyebabkan Inggris menjadi salah satu negara yang menganut agama Protestan.

Kematian Tragis Anne Boleyn

Kisah tragis Anne Boleyn berakhir dengan cara yang tidak manusiawi. Meskipun sudah menikah, rencana Henry VIII untuk memiliki pewaris tidak berjalan lancar. Pada tahun 1533, Anne Boleyn melahirkan seorang putri, yang kemudian menjadi Ratu Elizabeth I.

Baca Juga:  Layaknya Jurassic Park, Serangga Penyedot Darah Dinosaurus Ditemukan Utuh dalam Batu Amber

Pada kenyataannya, Anne hampir melahirkan seorang putra untuk Henry VIII. Namun, Anne mengalami keguguran dan bayi laki-laki tersebut meninggal pada bulan Januari 1536.

Pada masa itu, Henry VIII yang tidak bisa mendapatkan anak laki-laki, telah memiliki hubungan dengan dua permaisuri lainnya, yaitu Madge Shelton dan Jane Seymour.

Baca Juga: Membongkar Kebohongan Sejarah Melalui Novel Fiksi ‘The Fountain of Silence”

Berbagai peristiwa yang menimbulkan kekacauan dan usaha untuk menggulingkan Boleyn sudah mulai terjadi. Selain Boleyn mendapat tuduhan karena terlibat dalam kebijakan luar negeri dan masalah keuangan kerajaan, anggapan bahwa Boleyn juga bersalah melakukan hubungan intim dengan saudara laki-lakinya sendiri, bahkan menggunakan ilmu sihir untuk memikat hati raja.

Setelah dituduh atas berbagai hal, Boleyn dipenjara di Menara London dan dianggap bersalah dalam sidang pada tanggal 15 Mei 1536. Akibatnya, Boleyn dihukum mati dengan cara dipenggal.

Hanya beberapa hari setelah Boleyn dieksekusi, Raja Henry VIII menikahi istri ketiga, yakni Jane Seymour.