3 Alasan Thailand Tak Pernah Dijajah, Kenapa?

Apakah kamu tahu bahwa Thailand merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara (ASEAN) yang tak pernah dikolonisasi atau dijajah?
ilustrasi thailand 169

Ada tiga alasan mengapa Thailand tak pernah dijajah oleh bangsa manapun.

Apakah kamu tahu bahwa Thailand merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara (ASEAN) yang tidak pernah mengalami penjajahan? Sebagaimana kita iketahui, Indonesia pernah mengalami penjajahan oleh Bangsa Belanda dan Jepang selama berabad-abad.

Negara-negara ASEAN lainnya juga mengalami masa di mana negara mereka mendapat kolonisasi oleh negara lain. Jika kita ingin membahas tentang penjajahan, maka harus kembali ke tahun 1914.

Pada saat itu, memang bangsa-bangsa Eropa sedang menguasai banyak negara di seluruh dunia, termasuk di benua Asia. Namun, mengapa Thailand tidak mengalami penjajahan meskipun negara-negara di sekitarnya telah Inggris dan Prancis kuasai?

Mengutip dari CNN Indonesia dan arsip detikEdu, berikut adalah 3 alasannya.

Baca Juga: 5 Makhluk Mitologi Indonesia, Ada Orang Bati Hingga Cindaku

Ada Tiga Alasan Mengapa Thailand Tak Pernah Dijajah

1bf215c9da35e27301f96461fc7bdf31

1. Strategi dan Reformasi Raja Chulalongkorn

Hingga saat ini, Thailand memiliki sistem pemerintahan monarki konstitusional yang pemimpinnya adalah Raja sebagai Kepala Negara. Sementara itu, kepemimpinan pemerintahan oleh Perdana Menteri dan seluruh anggota pemerintahan.

Pada tahun 1914, Pemimpin Thailand saat itu adalah Raja Chulalongkorn berusaha melindungi negaranya dari upaya penjajahan. Thailand sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Siam.

Kerajaan Siam berada di daerah perbatasan yang dikuasai oleh Inggris (Burma) dan Prancis (Indochina). Saat ini, Indochina telah menjadi negara yang merdeka seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja.

Raja Chulalongkorn menyadari bahwa untuk menghindari penjajahan, dia perlu memperkuat hubungan dengan negara-negara Eropa. Oleh karena itu, ia menerapkan strategi dan melakukan reformasi sentralisasi melalui sistem politik yang terkenal sebagai Mandala.

Anggapan sistem politik Mandala cukup istimewa karena tampaknya menghormati penguasa seperti Inggris dan Prancis. Sama seperti Eropa, Raja Chulalongkorn memulai proyek besar-besaran untuk memodernisasi Kerajaan Siam pada masa itu.

Seperti menciptakan peta yang digunakan oleh Inggris dan Prancis untuk memperjelas wilayah kekuasaan mereka. Bangsa penjajah juga memiliki keahlian dalam topografi, sehingga mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mengklaim wilayah.

Reformasi sentralisasi di Thailand melibatkan perubahan dalam distribusi kekuasaan yang awalnya tersebar menjadi terpusat. Akibatnya, pemerintahan memiliki kekuasaan penuh atas seluruh wilayah di Thailand, meskipun beberapa wilayah mungkin tidak memiliki pengakuan politik yang resmi pada saat itu.

Salah satu bagian dari reformasi ini adalah restrukturisasi pemerintahan menjadi kementerian yang memiliki tanggung jawab fungsional dan birokrasi yang terpusat. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai kebijakan di bawah ini.

  • Sistem administrasi yang seragam dan terpusat termasuk di provinsi terpencil.
  • Memastikan pengumpulan pendapatan pemerintah.
  • Menghapuskan perbudakan dan persyaratan lain yang berhubungan dengan tenaga kerja.
  • Menetapkan pengadilan hukum dan reformasi peradilan.
  • Hadirnya sistem sekolah modern.
  • Membangun sistem kereta api dan telegraf sebagai alat komunikasi.
  • Memberlakukan kebisuan Budha sebagai sangha atau hierarki keagamaan berskala nasional yang puncaknya terhubung langsung dengan raja.

Melalui berbagai strategi dan perubahan, Thailand berhasil mengalami transformasi dari sebuah kerajaan yang luar biasa menjadi sebuah negara yang lebih modern.

2. Pernah Kehilangan Wilayah Kekuasaan

Walaupun telah ada peta, Prancis dan Inggris tetap berusaha untuk menjajah Thailand. Alasannya adalah karena Thailand memiliki kondisi geografis yang menarik.

Negara itu memiliki banyak ciri alam yang berbeda seperti gunung-gunung, seperti Doi Inthanon yang merupakan titik tertinggi dengan ketinggian 2.567 meter di utara, pegunungan Koral di timur laut, dan Sungai Mekong di timur.

Thailand memiliki Sungai Chao Phraya yang melintasi negara ini dan mengalir ke Teluk Thailand di bagian tengah negara.

Dalam upaya reformasi Raja Chulalongkorn untuk menguasai wilayah, beliau mendirikan pasukan khusus untuk mengontrol penguasa lokal dan wilayah yang tidak terawasi.

Sebagai hasilnya, dia berhasil menghilangkan senjata dan menggulingkan penguasa setempat sehingga kekuasaan terpusat di Bangkok. Namun, sayangnya, dia terus menerima tekanan yang menyebabkan kebijakan warisan dari ayahnya, Raja Mongkut, hilang.

  • Penyerahan seluruh wilayah

Pada tahun 1893, Raja Chulalongkorn tidak punya pilihan selain menyerahkan seluruh wilayah Laos yang berada di sebelah timur Sungai Mekong kepada Prancis. Alasan di balik keputusan ini adalah karena kapal-kapal Prancis yang terus-menerus memaksa menyusuri Sungai Chao Phraya untuk mencapai kota Bangkok.

Baca Juga: Skor PISA 2022 Indonesia Turun, Peringkat Naik Lebih Tinggi

  • Kembali kehilangan beberapa wilayah

Setelah dua tahun berlalu, Kerajaan Siam kembali kehilangan beberapa wilayah di empat negara bagian Melayu yang mereka berikan kepada Inggris, termasuk wilayah Patani Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Menurut tulisan Paulus Rudolf Yuniarto dalam Jurnal Masyarakat Budaya, Volume 7 No.1 Tahun 2005, kejadian ini mengakibatkan Kerajaan Siam kehilangan kekuasaannya di wilayah semenanjung Melayu.

Dampaknya, tanggal 15 Januari 1986 terjadi kesepakatan antara Inggris dan Prancis yang menyatakan bahwa kedaulatan wilayah Siam hanya terbatas pada Sungai Chao Phraya. Perjanjian ini tidak menjamin kemerdekaan Siam, sehingga negara tersebut menghadapi ancaman.

Pada tahun 1909, terjadi sebuah perjanjian antara Inggris dan Siam yang mengubah status Kerajaan Melayu Patani menjadi bagian dari Thailand dengan kekuasaan otonomi sebagai sebuah kerajaan. Namun, kemudian perjanjian ini berubah sehingga Kerajaan Melayu Patani menjadi bagian dari pemerintahan pusat Thailand di Bangkok yang pemerintah kendalikan langsung.

3. Inggris dan Prancis Membiarkan Thailand

Kerajaan Inggris dan Prancis tidak pernah berhasil sepenuhnya menguasai negara atau sebagian besar wilayah di Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa Thailand tidak pernah mendapat kolonisasi oleh negara manapun.

Sebagai akibatnya, Inggris dan Prancis memutuskan untuk membiarkan Thailand tetap merdeka dan berdiri sendiri. Namun, Thailand masih mereka manfaatkan sebagai penopang dan koloni oleh Inggris dan Prancis yang telah menjajah berbagai wilayah.

Jadi, itulah tiga alasan mengapa Thailand tak pernah dijajah. Semoga penjelasan ini dapat memberikan manfaat bagi Anda!

Baca Juga: Makanan Khas Indonesia yang Terinspirasi dari Budaya Belanda

Add a comment

Tinggalkan Balasan

Prev Next
Hidupkan Notifikasi OK No thanks