Mungkin sebagian dari kita sudah mengetahui jika pesawat terbang seperti pesawat militer, selalu menyediakan parasut sebagai pelindung diri jika terjadi kecelakaan terhadap pesawat yang ditumpangi. Contohnya saja jet tempur yang disediakan beberapa parasut bagi penumpang ketika situasi darurat.
Seperti diketahui, parasut biasanya digunakan untuk alat penyelamat awak pesawat. Sementara itu, para penumpang akan mengalami pendaratan ketika pesawat dalam kondisi bahaya. Tentunya kondisi tersebut, pilihan satu-satunya hanyalah melompat dari pesawat.
Pesawat terbang komersil tidak ada parasut
Parasut berfungsi untuk memperlambat seseorang saat turun ke bawah. Sehingga saat pesawat yang ditumpangi kecelakaan, dengan parasut dapat membantu seseorang turun ke bawah dengan selamat. Maka dari itu, jika parasut sangat bermanfaat bagi penumpang, lantas mengapa parasut tidak terdapat ada pesawat terbang komersil?
Baca Juga: 5 Perbedaan Utama Kelas Ekonomi Dan Kelas Bisnis Pesawat Terbang
Dilansir dari Conde Nast Traveler, pada Sabtu (27/2/2021), alasan umum mengapa pesawat terbang komersil tidak menyediakan parasut karena tidak semua penumpang mengerti bagaimana menggunakan alat itu saat dalam kondisi ekstrem.
Ditambah lagi, penumpang tidak mengetahui cara mendarat yang baik dan benar. Bisa dikatakan, penerjung payung pun memerlukan waktu yang lama untuk belajar dan mempersiapkan dirinya sebelum melakukan pendaratan dengan parasut.
“Saat seorang penerjun payung jatuh dari pesawat dan parasut dikembangkan, biasanya butuh waktu empat sampai lima jam pelatihan,” ujar Jim Crouch, selaku Director of Safety and Training for the U.S Parachute Association.
“Bahkan mereka yang sudah terlatih untuk memakai parasut, dalam kondisi pesawat komersial yang biasanya melintas di ketinggian 35.000 kaki, hal itu pun juga tidak pantas dilakukan,” lanjutnya.
Baca Juga: Syarat Naik Pesawat Terbang Domestik Selama Pandemi COVID-19
Selain itu, penggunaan parasut sangat berbeda dengan penggunaan pelampung penyelamat. Di sisi lain ukurannya juga harus sesuai dengan tubuh penggunanya. Dan juga terjun dengan parasut bukanlah sekedar turun ke bawah saja. Diperlukan teknik agar proses mendarat dapat dilakukan dengan aman.
Memerlukan Instruktur yang Berpengalaman
Bagi seseorang yang sebelumnya tidak pernah melakukan aksi terjun payung harus memerlukan setidaknya selama setengah jam untuk diberi instruktur. Dan juga aksi terjun dilakukan bersama dengan instruktur dari ketinggian 13.000 kaki.
Sedangkan, bagi penerjunan Accelerated Freefal, harus diperlukan dua orang instruktur berpengalaman untuk menemani si penerjun di sisi kanan dan kirinya. Pada fase ini, penerjun pemula diharuskan mengikuti pelajaran darat selama empat atau lima jam sebelum terjun. Saat terjun, kedua instruktur akan memegang tali pengaman penerjun pemula, sampai mereka membuat parasutnya terbuka.
Baca Juga: Pramugari Ini Mengorbankan Nyawanya Demi Penumpang Saat Pembajakan Pesawat
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.