Pada September 1986, terjadi pembajakan pesawat oleh kelompok teroris Abu Nidal Organization. Pesawat yang baru saja tiba di Jinnah International Airport, Pakistan tersebut dilaporkan membawa 365 orang dan 16 awak kabin.
Dalam situasi tersebut, ada salah satu pramugari asal India pemberani dan profesional bernama Neerja Bhanot. Ia sukses menyelamatkan sebagian besar penumpang dari aksi teroris tersebut, namun naas, keberhasilan tersebut harus dibayar dengan nyawanya.
Pilotnya kabur duluan
Neerja awalnya adalah seorang model, sebelum ia berganti profesi menjadi pramugari. Ia melamar menjadi pramugari di Pan American Airways atau Pan Am. Kariernya terbilang sukses, dia diangkat menjadi kepala pramugari (chief flight attendant) setelah ia menjalani pelatihan di Miami.
Dua hari sebelum hari ulang tahunnya, tepatnya pada tanggal 5 September 1986, Penerbangan nya dari Mumbai ke Pakistan diwarnai oleh insiden terorisme. Pesawat tempat ia bekerja dibajak oleh teroris Abu Nidal Organization.
Setelah mendarat di Pakistan, para kelompok teroris yang menyamar sebagai petugas keamanan bandara itu pun membajak Pan Am. Mereka membajak tersebut bertujuan untuk membebaskan kawanan mereka yang ditahan di Israel.
Mirisnya, pilot pesawat tersebut yang seharusnya bertanggung jawab malah kabur lewat jendela emergensi di kokpit. Sang pilot meninggalkan awak kabin dan para penumpang bersama dengan teroris.
Para teroris geram, mereka ingin pilot baru untuk menerbangkan pesawat. Bahkan mereka menyandera seorang dari penumpang India bernama Rajesh Kumar agar pihak maskapai mau memberikan pilot baru untuk mereka.
Namun, Rajesh Kumar pun ditembak mati oleh teroris. Saat itu lah Neerja sebagai seorang pramugari diminta untuk mengumpulkan paspor penumpang. Neerja dan pramugari lainnya menyembunyikan paspor dari penumpang yang berasal dari Amerika, karena takut jika para teroris mencari warga Amerika.
Selain itu, Neerja juga melakukan negosiasi kepada pimpinan teroris dan juga pihak maskapai. Kemudian, diam-diam Neerja merobek halaman dari buku panduan untuk membuka pintu emergensi pesawat, kemudian ia membagikannya ke penumpang lain.
Diangkat ke sebuah film
Akhirnya, teroris ingin meledakkan pesawat bersama para penumpang dan mereka sendiri. Namun, karena ledakan gagal, para teroris mulai menembaki para penumpang.
Di saat itulah, Neerja membuka pintu emergensi dan menyuruh para penumpang keluar, sementara itu penumpang yang mendapatkan sobekan kertas panduan tadi juga membuka pintu emergensi yang lain.
Neerja sebenarnya bisa saja kabur, namun ia membiarkan para penumpang untuk meninggalkan pesawat tersebut, dan ia harus menjadi orang terakhir yang keluar. Alhasil, ia ditangkap oleh piminan teroris dan ditembak langsung, peluru bersarang di perut, leher, bahu, dan lengannya.
Neerja sebenarnya masih hidup saat ia berusaha turun dari pesawat, namun ketika dibawa Ambulans, ia dinyatakan tewas.
Insiden ini menewaskan 22 orang, sementara sekitar 340 lainnya berhasil selamat berkat aksi heroik Neerja. Uniknya, salah satu anak yang diselamatkan Neerja saat itu kini menjadi Pilot, dan menganggap bahwa Neerja merupakan pahlawan baginya.
Kisah Neerja pun diabadikan dalam sebuah film berjudul “Neerja”. Selain itu ia mendapatkan penghargaan militer tertinggi, yaitu Ashoka Chakra Award, atas keberaniannya menghadapi para kelompok teroris.