Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa kaget bisa menyebabkan kematian akibat serangan jantung. Apakah benar demikian? Bagaimana fenomena ini jika dilihat dari sudut pandang medis?
Tubuh kita secara otomatis akan mengaktifkan mode untuk melindungi diri, ketika kita terkejut. Otak akan mendeteksi bahwa tubuh kita seolah dalam keadaan bahaya.
Mode ini disebut juga fight or flight yang berarti melawan atau melarikan diri. Bagian tubuh-tubuh tertentu akan diperintahkan oleh sistem saraf untuk menyiapkan diri atau melawan dari ancaman itu.
Seperti naiknya detak jantung, meningkatnya alirah darah ke otot, atau pelebaran pupil mata.
Kaget bisa menyebabkan kematian?
Hormon adrenalin dan senyawa neurotransmiter akan diproduksi otak saat tubuh mengaktifkan fligh or fight. Reaksi kimia dan zat-zat tersebut bisa beracun bagi tubuh jika dikeluarkan dalam jumlah banyak.
Zat tersebut akan merusak organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Biasanya yang menyebabkan kematian mendadak adalah kerusakan jantung. Kerusakan paru-paru, hati, dan ginjal cenderung tidak menyebabkan seseorang mati secara mendadak.
Jika hormon adrenalin yang masuk ke jantung terlalu banyak, otot jantung akan berkontraksi hebat dan tak bisa kembali lemas. Hormon adrenalin melalui sistem saraf otak akan mengalir menuju sel-sel otot jantung.
Jantung akan berdetak dengan kecepatan yang tidak wajar. Tubuh manusia tidak mampu menerima kecepatan pacuan jantung tersebut. Sehingga aliran darah ke seluruh tubuh jadi terhenti secara mendadak akibat kegagalan fungsi jantung.
Itulah mengapa kaget bisa menyebabkan kematian mendadak.
Siapapun rentan mengalami kematian karena kaget
Akibat fatal dari kaget tidak bisa diremehkan. Pada orang dengan segala usia, kondisi kesehatan apapun, kematian akibat kaget bisa menimpa siapapun.
Fenomena ini tidak hanya dialami oleh orang yang lanjut usia dan memiliki riwayat tertentu saja. Bahkan orang muda yang sehat juga bisa mengalami kematian mendadak akibat kaget.
Agar menurunkan resiko kematian akibat terkejut, kita bisa melakukan relaksasi dengan cara yoga, meditasi, atau menenangkan diri dengan metode-metode spritual.
Jika terbiasa relaks, sistem saraf kita tidak akan bereaksi secara berlebihan jika semisal kita kaget atau terkejut.