Kejadian cukup miris harus dialami oleh Abdul Hamid (48), warga muslim yang berasal dari Sengkuang, Batuampar, Batam. Pasalnya jenazah tersebut secara tak sengaja tertukar saat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri. Karena tertukar dengan jenazah seorang Tionghoa bernama Sing Peng, jasad Abdul harus dikremasi.
Jenazah Abdul terlanjut dikremasi dengan cara dibakar di krematorium Batam. Sebelumnya diketahui Abdul Hamid meninggal dunia karena mengidap penyakit asma. Setelah itu dilakukan observasi untuk menentukan apakah Abdul positif terkena Covid-19 atau tidak.
Jenazah tertukar di RS Polda Batam
Karena kejadian tersebut, pihak Polda Kepri mengaku bertanggung jawab semaksimal mungkin. Dimana pihak Polda Kepri menshalatkan dan menguburkan sisa abu-abu jasad Abdul dengan syariat Islam.
Sementara itu, pihak keluarga Abdul mengaku telah mengikhlaskan peristiwa yang tidak sengaja terjadi tersebut. Masrur Amin, selaku perwakilan keluarga menyebutkan, antara pihak keluarga korban dan pihak kepolisian telah melakukan mediasi kepada keluarga almarhum untuk menemukan jalan keluarnya.
“Pihak keluarga dan Kepolisian sudah bertemu, dan pihak keluarga sudah memaafkan kejadian ini karena pihak Polda Kepri sudah bertanggung jawab dan meminta maaf,” tutur Masrur Amin, Ketua Kumpulan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), dikutip dari Okezone.com, Rabu (25/5/2021).
Diketahui peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu 22 Mei 2021. Pada Senin 24 Mei 2021, pihak Polda Kepri telah menyelenggarakan shalat jenazah dan memakamkannya sesuai dengan syariat Islam.
Pelaksanaan shalat jenazah dilakukan di Masjid Al Hakim Polda Kepri. Setelah itu, jasad Abdul dikebumikan di TPU Air Raja Sengkuang.
Sedang mencari tahu penyebabnya
Kombes Pol Harry Goldenhart, selaku Kabid Humas Polda Kepri menuturkan, sampai saat ini pihaknya terus mencari penyebab mengapa kejadian miris tersebut bisa terjadi.
“Sedang kita tangani masalah ini kenapa bisa sampai terjadi,” katanya.
Pihak Bid Propam Polda Kepri pun tengah mendalami lebih lanjut kejadian tersebut.
“Sekarang Propam sedang dalami,” pungkasnya.
Sementara itu Awi, sepupu Sing Peng yang mewakili keluarganya mengatakan setelah pihak rumah sakit menelponnya, ia mengaku tidak bisa berbuat apa pun setelah mengetahui jenazah Abdul Hamid dikremasi.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena jenazah tersebut telah dikremasi dan abunya juga tidak bisa diambil pada malam hari tersebut. Seharusnya pihak rumah sakit telah menyerahkan dengan sesuai data yang ada, kalau sudah begini bagaimana kelanjutannya. Biasanya disekitar tubuh mayat diberi identitas dikakinya, namun bapak tidak melihat itu ada pada jenazah tersebut,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.