Debat Cawapres Kemarin Belum Hasilkan Solusi Konkret

Pengamat dari akademisi UMK, menyatakan bahwa debat cawapres belum memberikan solusi yang memadai dalam tema debat kemarin (22/12/2023).
Debat
Debat

Menurut ahli UMK (Universitas Muria Kudus), debat cawapres di hari Jumat (22/12/2023) kemarin belum menghasilkan hasil yang jelas, tetapi penampilan Gibran mengejutkan.

Sebuah penilaian dari akademisi Universitas Muria Kudus (UMK) Jawa Tengah menyatakan bahwa debat calon wakil presiden (cawapres) belum memberikan solusi yang memadai dalam hal ekonomi, perdagangan, dan infrastruktur. Namun demikian, semua orang menganggap penampilan Cawapres Gibran Rakabuming Raka dalam debat tersebut mengejutkan.

Menurut Rektor UMK, Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si., debat cawapres yang terjadi semalam masih memiliki fokus yang umum dan luas dalam pembahasan mengenai ekonomi, perdagangan, dan infrastruktur.

Baca Juga: Jadwal dan Tema Debat Capres-Cawapres 2024

Menurut Darsono, solusinya berdasar pada endowment terpasang dan menggunakan data besar yang valid belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Dia berharap bahwa putaran berikutnya akan semakin fokus pada apa yang dapat cawapres andalkan.

Menurut pendapatnya, penampilan dari ketiga calon wakil presiden terlihat seimbang. Namun, dia berkesimpulan bahwa Gibran yang merupakan pasangan dari Prabowo Subianto tampil dengan kemampuan retorika yang mengejutkan.

Darsono mengatakan bahwa Mas Gibran tampil dengan kemampuan retorikanya yang mengejutkan. Dia berharap bahwa ini adalah bakat terpendam yang sebenarnya dan belum pernah terungkap sebelumnya, bukan karena faktor lain.

Sorotan Terhadap Isu IKN Saat Debat Cawapres

Makin Tinggi Kepercayaan Pemodal Berinvestasi Di Ikn 231030021337

Bayu Aryanto, seorang dosen di Fakultas Hukum UMK, menekankan pentingnya membahas isu Ibu Kota Nusantara (IKN) dan mempertanyakan mengapa para calon wakil presiden tidak memberikan argumen yang jelas terkait keberlanjutannya.

Menurut Bayu dalam penjelasannya tertulis, semua calon wakil presiden hanya berfokus pada argumentasi yang bersifat subjektif. Seharusnya, semua calon wakil presiden menyampaikan perdebatan yang berfokus pada jaminan pemerataan di seluruh daerah, baik IKN dilanjutkan atau tidak dilanjutkan.

Bayu menganggap bahwa setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pemerataan dalam pembangunan, infrastruktur, dan ekonomi. Ia juga meragukan apakah program IKN dapat memberikan jaminan kesejahteraan kepada masyarakat.

Baca Juga: Pengamat Menilai Debat Capres 2024: Anies Menggurui, Prabowo Blunder, Ganjar Realistis

Apakah melanjutkan IKN dengan biaya yang tinggi dapat memastikan pemerataan ekonomi? Mungkin malah akan menambah beban biaya yang berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Argumen yang mendukung pemerataan dengan biaya yang tinggi tidak tersampaikan dalam debat semalam dari cawapres manapun.

Menurut Bayu, sebagai calon wakil presiden nomor urut 1, pemerataan menggunakan dana APBN untuk prioritas daerah sebenarnya sudah terjadi melalui dana perimbangan. Namun, kenyataannya pemerataan ini belum terasa.

Dia menjelaskan bahwa argumentasi yang mendukung gagasan tersebut tidak terlihat dengan jelas, meskipun bisa terasa sebagai janji politik.

Seperti Mahfud Md, cara berkomunikasi yang berdasarkan pada penegakan hukum. Gibran, cara berkomunikasi yang sebenarnya sudah sering terlihat saat memimpin kota Solo dalam penanganan kasus-kasus yang menarik perhatian publik. Sementara Muhaimin Iskandar memiliki gaya komunikasi yang sesuai dengan politisi.

Add a comment

Tinggalkan Balasan

Prev Next
Hidupkan Notifikasi OK No thanks