Ada alasan mengapa teh tawar disajikan secara gratis di rumah makan Sunda, dan ini berkaitan dengan sejarahnya.
Di Indonesia, minum teh saat makan adalah kebiasaan yang telah menjadi tradisi. Tak peduli apa jenis minuman lainnya, teh tetap menjadi pilihan yang paling umum. Karena itu, teh sangat mudah kita temukan di dalam daftar minuman di mana saja. Baik itu di warung makan pinggir jalan, maupun di restoran mewah.
Yang menarik, teh sering kali diberikan secara gratis ketika kita makan di rumah makan khas Sunda. Terutama teh tawar, biasanya kita tidak perlu membayar untuk minuman segar yang satu ini.
Baca Juga: 5 Salad Enak dan Sehat untuk Menurunkan Berat Badan
Ada Hubungannya dengan Riwayat Teh di Indonesia

Menurut Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, seorang Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600-an, Belanda membawa tanaman teh ke Batavia (Jawa) melalui jalur Pantai Sukabumi. Di sana, tanaman teh ini ditanam karena sesuai dengan ajaran bangsa India dan cocok untuk dikembangkan di daerah Jawa Barat.
Pada waktu itu, ada 131 perkebunan teh yang berkembang di Jawa Barat. Karena teh berkembang dengan cepat di Jawa Barat, penduduknya sudah bisa menikmati minuman ini sebelum orang lain.
“Sebenarnya, orang Jawa Barat adalah yang pertama secara luas mengonsumsi teh di Indonesia,” jelas Prof. Mur, mengutip dari Kumparan.
Akan tetapi, pada masa penjajahan, tanaman teh tumbuh dengan pesat di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia saat itu hanya bisa menikmati minuman teh dengan menyeduh batang teh. Sementara itu, daun teh menjadi barang ekspor yang sangat menguntungkan.
Baca Juga: 5 Fakta tentang Matcha, Minuman Enak di Kalangan Anak Muda
Teh Tawar bagi Masyarakat Sunda
Walaupun hanya menggunakan sisa batang teh, orang-orang Sunda memiliki kreativitas yang memungkinkan mereka untuk menikmati minuman ini dengan sempurna. Bahkan tidak perlu membelinya.
Mereka tidak perlu membeli, jadi mereka diberikan air teh secara gratis. Inilah mengapa di restoran Sunda, teh tawar panas dapat tersedia secara gratis. Namun, jika di tempat lain, orang harus membayar karena masyarakat di sana belum terbiasa minum teh.
Perkembangan teh di Indonesia bermula pada saat itu. Teh mulai diperkenalkan di Jawa Tengah. Penduduk di Jawa Tengah mengolah teh menjadi teh hijau karena prosesnya lebih cepat daripada teh hitam yang harus mengalami fermentasi terlebih dahulu.
Orang-orang di Jawa Tengah juga sangat kreatif seperti orang-orang di Jawa Barat. Mereka mencampurkan teh dengan bunga melati. Sehingga sekarang kita mengenalnya dengan sebutan teh wangi atau jasmin tea dalam bahasa Inggris.
Selain itu, teh juga menyebar luas di sebagian besar wilayah Jawa dan bahkan sampai ke Pulau Sumatera. Profesor Mur mengakhiri dengan menyatakan bahwa akhirnya teh juga menyebar ke Sumatera, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Baca Juga: 5 Destinasi Kuliner Terbaik di Solo