Huawei menjadi bulan-bulanan Amerika Serikat setelah ia diblacklist dari perdagangan di bawah negeri Paman Sam. Tentunya, hal itu menjadi masa-masa sulit dan merugikan bagi perusahaan asal China tersebut.
Namun, justru Huwei mengalami kenaikan sebesar 8 persen untuk nilai mereknya dan berhasil mencapai masuk Top 100 BrandZ pada kategori Merek Global Paling Bernilai milik lembaga penelitian WPP, Kantar.
Produk seperti smartphone Huawei P30 dan headset Huawei Mate X yang menawarkan jaringan 5G mampu mendongkrak angka penjualannya di pasaran. Bahkan menurut IDC, Huawei mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 50 persen pertahunnya. Saat ini, Huawei mampu menguasai 19 persen pangsa pasar global untuk smartphone. Meskipun, angka itu masih kalah dengan Samsung yang menguasai pangsa pasar global smartphone.
Tak hanya Huawei, beberapa perusahaan asal China pun mengikuti jejaknya dengan masuknya 15 perusahaan China dalam Top 100 BrandZ pada kategori Merek Global Paling Bernilai.
Jika ditotal nilai merek mereka naik sebesar 7 persen dari tahun sebelumnya. Kalau dikira-kira nilai merk mereka sekitar US$4,7 triliun. Meskipun saat ini sedang diblacklist, Huawei tetap berkomitmen untuk menghadirkan produk teknologi yang mampu bermanfaat dan diandalkan bagi masyarakat dunia.
Saat ini, Huawei sedang fokus untuk membuat AI for Good dari Huawei yang membantu manusia untuk membantu tantangan hidup.Selain itu, AI ini dapat menterjemahkan buku ke dalam bahasa isyarat untuk anak-anak tuna rungu, membaca ekspresi wajah untuk tuna netra, dan mendiagnosis gangguan penglihatan pada tahap yang cukup dini untuk perawatan yang efektif.