Seluruh manusia yang ada didunia ini tidak luput dari dosa, tidak sedikit dari mereka yang menyesali perbuatan dosanya dan berniat untuk taubat. Pada hakikatnya taubat merupakan perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi.
Seseorang yang ingin bertaubawt akan muncul perasaan menyesal pada hatinya, dan akan berusaha untuk mengarahkan hatinya kepada Allah Azza wa Jalla pada usianya serta menahan diri dari dosa.
Pengertian Taubat Menurut Bahasa Dan Secara Syar’i
Ada dua macam pengertian taubat, menurut bahasa dan menurut syar’i. Secara Bahasa, at-Taubah berasal dari kata تَوَبَ yang bermakna kembali. Dia bertaubat, artinya ia kembali dari dosanya (berpaling dan menarik diri dari dosa). Taubat berarti kembalinya kepada Allah dengan melepaskan belenggu yang membuat dirinya melakukan dosa serta menjalankan segala perintah Allah Azza wa Jalla.
Sedangkan secara Syar’i, taubat berarti meninggalkan dosa dikarenakan takut kepada Allah SWT, ia menganggap bahwa sudah banyak dosa yang dilakukannya sehingga ia menyesali segala perbuatan maksiatnya dan bertekat untuk tidak mengulaingnya, serta memperbaiki diri.
Ciri Bahwa Taubat Seseorang Diterima
Jika kita merujuk pada penjadapat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, terdapat empat ciri seseorang yang taubatnya diterima. Ciri tersebut sebagai berikut:
- Cara bicara seseorang menjadi lebih terjaga, sebab hatinya bersih dan peka. Kebersihan dan kepekaan tersebut menghidupkan hati dan memandu tutur kata sehingga ia tidak berani untuk berbicara kasar, sombong, berbohon, dan lain sebagainya.
- Tidak merasa dengki terharap orang beriman. Seseorang yang taubatnya diterima tidak akan merasa dengki dengan saudara seiman. Ia sadar bahwa itu merupakan karua dari Allah Ta’ala yang memberi.
- Seseorang akan senang pada lingkungan yang baik. Hati yang bersih dan peka akan mencari lingkungan yang baik disekitarnya.
- Orang tersebut tidak akan pernah berhenti bertaubat. Orang yang taubatnya diterima tidak memiliki istilah untuk cuti bertaubah, dia tidak merasa sudah diampuni dosa-dosanya.
Demikianlah orang yang taubatnya diterima, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang melazimkan istighfar, niscaya Allah Ta’ala akan membebaskannya dari segala kesusahan dan kesedihan, serta melapangkannya dari setiap kesempitan dan akan mengaruniakan kepadanya rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (HR Abu Daud)