Baru-baru ini, Alice Norin, seorang artis peran, mengungkapkan bahwa ia sedang berjuang melawan penyakit kanker sarkoma. Penting bagi kita untuk mengenali jenis, penyebab, dan gejala kanker sarkoma yang harus kita waspadai.
Pada postingan di akun Instagram pribadinya @alicenorin, ia bahkan mengungkapkan bahwa ia harus menjalani operasi pengangkatan rahim agar bisa sembuh dari penyakitnya.
Sarkoma adalah jenis kanker yang jarang ditemukan pada otot rahim.
Kanker ini dapat tumbuh di dalam tulang dan jaringan lunak tubuh, seperti lemak, otot, pembuluh darah, saraf, jaringan kulit yang dalam, atau bahkan jaringan fibrosa.
Menurut informasi dari John Hopkins Medicine, kanker sarkoma dapat timbul dan menyebabkan rasa sakit yang intens di area di mana kanker tersebut tumbuh.
Namun, ada beberapa jenis sarkoma yang tidak akan menunjukkan tanda-tanda sampai kanker tersebut berkembang menjadi lebih parah dan mulai menekan saraf, organ, atau otot di sekitarnya.
Baca Juga: Duduk Terlalu Lama: Benarkah Jadi Penyebab Penyakit Ginjal?
Jenis-Jenis Kanker Sarkoma
Kanker sarkoma dapat kita temukan di berbagai bagian tubuh manusia, tidak hanya di rahim. Menurut Mayo Clinic, ada lebih dari 70 jenis sarkoma yang berbeda. Pengobatan untuk kanker ini juga bervariasi tergantung pada jenisnya, lokasinya, dan faktor-faktor lain yang terkait.
Karena ada banyak jenisnya, sarkoma sering terbagi menjadi dua kelompok utama sebagai berikut.
1. Sarkoma jaringan lunak
Sarkoma jaringan lunak timbul dari jaringan lembut dalam tubuh dan seringkali ada di lengan, kaki, dada, atau perut. Tumor lembut ini dapat terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
2. Sarkoma tulang
Sarkoma tulang adalah jenis tumor tulang yang tumbuh di tulang itu sendiri. Kanker ini lebih sering kita temukan pada anak-anak.
Tanda-tanda Kanker Sarkoma
Pada tahap awal, kanker sarkoma yang Alice Norin alami tidak akan menunjukkan gejala yang jelas. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala-gejala tersebut akan terus muncul, seperti penjelasan berikut ini:
- Timbul tonjolan yang dapat dirasakan ketika kulit disentuh.
- Sensasi tidak nyaman mulai terasa.
- Apabila terjadi kanker pada tulang, dapat menyebabkan patah tulang yang tidak terduga.
- Rasa nyeri di area perut
- Berat tubuh turun secara signifikan tanpa perlu menjalani program diet.
Baca Juga: Ternyata Beda Penyakit! Ketahui Perbedaan Asam Lambung, GERD, dan Sakit Maag
Faktor Pemicu
Penyebab kanker adalah adanya perubahan atau mutasi pada DNA dalam sel. Mutasi ini dapat mengakibatkan pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak terkontrol serta kelangsungan hidup sel yang normal mati.
Apabila situasi ini terjadi, sel-sel yang tidak normal yang menumpuk dapat membentuk benjolan. Sel-sel tersebut bisa pecah dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (bermetastasis).
Baca Juga: Penyakit Leptospirosis, Penyakit Berbahaya Akibat Kotoran Tikus
Risiko-risiko yang Dapat Muncul
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker ini adalah:
1. Sindrom yang turun secara genetik
Beberapa kondisi yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker dapat diwariskan dari orang tua ke anak. Misalnya, ada sindrom seperti retinoblastoma familial dan neurofibromatosis type 1 yang meningkatkan risiko terkena sarkoma.
2. Pengobatan menggunakan radiasi untuk penyakit kanker.
Penggunaan terapi radiasi dalam pengobatan kanker sebenarnya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sarkoma di masa depan.
3. Limfedema
Limfedema adalah kondisi pembengkakan yang terjadi akibat penumpukan cairan getah bening ketika sistem limfatik mengalami hambatan atau kerusakan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya jenis kanker atau angiosarkoma.
4. Potensi bahaya dari zat kimia
Beberapa jenis zat kimia, misalnya bahan kimia dalam industri, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sarkoma yang menyerang organ hati.
5. Terpapar virus
Human herpesvirus 8, sebuah virus, dapat meningkatkan peluang terkena jenis kanker sarkoma Kaposi pada individu yang memiliki sistem kekebalan yang rendah.
Itulah penjelasan mengenai kanker sarkoma, yang perlu Anda perhatikan.
Baca Juga: Ginjal Bocor pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya