Hingga saat ini wabah virus corona belum bisa dihentikan, bahkan menurut data dari lama resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per tanggal 6 Februari 2020 menyatakan sudah ada sebanyak 28.276 kasus dari berbagai negara yang positif virus corona.
Pada umumnya gejala virus corona memang menyerupai flu biasa, yaitu batuk, pilek, dan demam, terlebih lagi jika virus itu berkembang jauh, bisa menimbulkan sesak napas dan kemudian akan berkembang lebih parah.
“Bisa sampai gagal ginjal dan berlanjur hingga kematian,” ujar dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu, Sri Dhuny Atas Asri dalam acara Dear Netizen, Jumat (7/2/2020).
Lemahnya imunitas dan adanya komorbid (penyakit penyerta) juga menjadikan virus berkembang di dalam tubuh dan menjadi kondisi lebih parah.
“Penyakit penyerta itu misalnya seperti diabetes, sakit jantung, ginjal, kanker, itu mereka yang sudah ada penyakitnya kemudia menjadi lebih berat gitu,” ujar dokter Dhuny.
Meskipun begitu, dokter Dhuny mengatakan virus corona menyerang pada sistem pernapasan terlebih dahulu sebelum menyerang istem dalam tubuh lainnya.
Sebelumnya juga dikatakan oleh dokter spesialis penyakit dalam, prof, Dr. Iris Rengganis, Sp,PD-KAI, pencegahan secara internal dapat dilakukan dengan mengatur sistem daya tahan tubuh. Dengan menggunakan imunostimulan, tubuh akan merangsang pembentukan sel-sel imun yang kemudian akan membentuk anti bodi.
Penggunaan imunostimulan dianjurkan kepada seseorang yang akan bepergian dan sering berada di pusar keramaian, selain itu imunostimulan juga dianjurkan kepada kelompok usia yang rentan dengan memiliki daya tahan tubuh lemah, terutama usia di atas enam puluh tahun.
“Meningkatkan daya tahan tubuh pada kondisi ini menjadi sangat penting untuk semua orang, baik yang memiliki resiko tinggi maupun tidak,” Ujar dokter Iris.