Sehatpedia

Perbedaan Stres dan Depresi, Kenali Gejalanya!

Awam seringkali menganggap stres dan depresi merupakan hal yang sama. Padahal secara mendasar ada beberapa perbedaan stres dan depresi. Bahkan meskipun mirip, gejala stres dan gejala depresi juga memiliki perbedaan, lho.

Awam seringkali menganggap stres dan depresi merupakan hal yang sama. Padahal secara mendasar ada beberapa perbedaan stres dan depresi. Bahkan meskipun mirip, gejala stres dan gejala depresi juga memiliki perbedaan, lho.

Stres merupakan hal yang normal, hampir setiap orang pasti pernah mengalami stres. Bahkan, stres justru baik dalam situasi tertentu. Ketika seseorang dilanda stres karena suatu problem, orang itu akan terpicu untuk fokus pada masalah tersebut dan dapat meningkatkan kinerja.

Namun, jika tidak berhati-hati dalam mengelola stres, bisa-bisa orang itu akan menderita depresi. Bahkan dalam beberapa kasus, depresi bisa muncul tanpa didahului stres.

Apa perbedaan stres dan depresi?

Stres

Perbedaan stres dan depresi Gejala Stres
Gejala Stres | Qubisa

Stres biasanya bermula dari kejenuhan yang memuncak akibat tekanan dari luar dan dalam diri seseorang. Setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam mengelola stres.

Stres bisa mendorong seseorang untuk semakin bersemangat menghadapi tantangan hidup, namun juga bisa mematahkan semangat. Ketika kita stres, tubuh kita akan membaca adanya serangan atau ancaman. Tubuh akan mengaktifkan mekanisme perlindungan diri, yaitu dengan memproduksi hormon dan zat-zat kimia seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. 

Oleh karena itu, tubuh kita akan merasakan dorongan energi dan meningkatnya konsentrasi sehingga kita bisa merespon sumber tekanan secara efektif. Selain itu, tubuh akan menonaktifkan fungsi-fungsi tubuh yang tidak diperlukan, misalnya saja pencernaan.

Namun, jika stres muncul di saat-saat yang tidak diinginkan, darah akan mengalir ke bagian tubuh yang memiliki fungsi sebagai respon secara fisik seperti tangan dan kaki sehingga menurunkan fungsi otak. Itulah sebabnya terkadang kita tidak bisa berpikir jernih saat dilanda stress.

Gejala Stres

Anak-anak sekolah pun bisa mengalami stres, karena stres memang cenderung terjadi pada siapa saja. Berikut ini merupakan gejala stres yang kami lansir dari Hello Sehat:

  • Mudah marah dan tersinggung
  • Sulit tidur
  • Gangguan daya ingat
  • Sering gugup dan gelisah
  • Perubahan pola makan
  • Merasa kewalahan dengan pekerjaan
  • Takut tidak bisa menyelesaikan tugas dengan baik

BACA JUGA

Manfaat Jalan Kaki Minimal 15 Menit Setiap Hari

Depresi

Perbedaan stres dan depresi Gejala Depresi
Gejala Depresi | doktersehat.com

Lain halnya dengan stres, depresi merupakan sebuah penyakit mental yang memiliki dampak langsung pada suasana hati, stamina, konsentrasi, perasaan, pola tidur, dan selera makan.

Orang yang dilanda depresi, biasanya akan kehilangan motivasi dan semangat hidup, ia terus-terusan merasa sedih dan gagal. Mereka akan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, makan, bersosialisasi, belajar, atau berkendara secara normal.

Kondisi tersebut biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih. Meskipun perempuan lebih rentan terkena depresi, namun sejatinya siapa saja bisa terkena depresi. Terlebih jika ada riwayat depresi pada keluarga terdekat.

Gejala Depresi

Depresi memiliki pertanda yang lebih rumit daripada gejala stres. Kita akan sulit benar-benar menyadari kapan depresi pertama kali menyerang karena kemunculannya bertahap. Berikut gejala depresi yang kami lansir dari Hello Sehat:

  • Merasa bersalah, gagal, dan sendirian
  • Berpikiran negatif secara terus menerus
  • Menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga
  • Sulit mengambil keputusan
  • Hilang semangat, motivasi, dan energi
  • Mudah kecewa, marah, dan tersinggung
  • Hilang minat pada hal-hal yang biasanya diminati
  • Adanya kepikiran untuk bunuh diri

Dalam beberapa kasus, mereka yang dilanda depresi kerap berpikiran untuk melakukan bunuh diri. Tak jarang juga ada yang sampai melakukan hal tersebut.

Oleh karena itu, depresi tidak bisa diremehkan, jika kalian menemukan gejala-gejala depresi pada diri kalian, baiknya segerakan konsultasi kepada psikolog atau psikiater. kalian juga mungkin akan dirujuk untuk menjalani berbagai terapi seperti Terapi Kognitif Perilaku (CBT) dan psikoterapi.

Referensi: Hello Sehat

Leave Comment

Related Posts