5 Cara Membantu Anak Mengelola Emosi untuk Jaga Kesehatan Mental

Seringkali, anak-anak masih sulit mengendalikan perasaan mereka dengan baik, terutama ketika mereka sedang sangat marah atau sedih. Begini cara yang efektif untuk jaga kesehatan mental anak.

11
0

5 cara mendidik anak dengan bijak untuk mengelola emosi pada dirinya untuk menjaga kesehatan mental.

Seringkali, anak-anak masih sulit mengendalikan perasaan mereka dengan baik, terutama ketika mereka sedang sangat marah atau sedih. Tidak perlu khawatir, ada beberapa metode mendidik anak tanpa melibatkan emosi yang bisa kita terapkan.

Menurut sumber dari Very Well Family, sebenarnya anak-anak diizinkan untuk merasakan berbagai emosi sesuai keinginan mereka. Namun, hal ini tidak berarti mereka bebas untuk berperilaku semaunya atau bahkan menyakiti orang lain.

Bagi orang tua, sangat penting untuk selalu ada dan memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka. Terutama ketika anak melanggar aturan, menyakiti orang lain, atau berperilaku tidak sopan dalam pergaulan sosial.

Saat yang bersamaan, sampaikan kepada mereka bahwa tidak masalah jika mereka merasakan kemarahan, kesedihan, ketakutan, kegembiraan, atau emosi apa pun yang sedang mereka alami.

Baca Juga: Studi Ungkap Gen Z Lebih Pilih Merek HP untuk Anak Muda Banget

Tidak Ada Salahnya Membiarkan Anak Merasakan Emosi

Jika anak-anak dilarang untuk mengalami emosi, seperti sedih, mereka cenderung akan menghindari situasi yang memicunya. Namun, mereka mungkin masih bisa merasakan kesedihan tersebut, namun memilih untuk mengabaikannya.

ARTIKEL TERKAIT •
Serangan Jantung Fatal Karena Kaget?

Secara berkepanjangan, ini dapat berdampak buruk pada pertumbuhan mental dan emosionalnya. Merasakan duka adalah bagian dari proses penyembuhan yang tidak boleh diabaikan.

Hal yang sama juga berlaku untuk emosi kemarahan, yang sebenarnya tidaklah negatif. Bagaimana cara anak-anak mengelola kemarahan ini adalah yang akan menentukan apakah pilihan mereka nantinya baik atau tidak baik.

Baca Juga: Mengenal Gejala ‘Post Holiday Blues’ pada Anak Setelah Libur Panjang

Pisahkan antara Emosi dan Perilaku Buruk

Ada perbedaan antara emosi dan tindakan negatif. Kita harus membedakan antara apa yang anak rasakan dan apa yang mereka lakukan. Marah adalah perasaan, sementara memukul adalah tindakan. Kesedihan adalah perasaan, sementara teriakan adalah tindakan.

Sebagai gantinya untuk berusaha memaksa anak agar tidak merasakan emosi tertentu, sebaiknya kita mengajarkan cara kepada mereka untuk mengelola emosi yang tidak nyaman.

Sebagai contoh, inisiatif untuk mengajarkan anak tentang cara mengelola amarah secara aktif. Beritahu anak bahwa merasa marah adalah hal yang wajar, namun melepaskan amarah dengan sembarangan tidak baik untuk kesehatan.

ARTIKEL TERKAIT •
4 Cara Mengatasi Cegukan saat Puasa Tanpa Minum Air

Setelah itu, jelaskan kepada mereka bahwa mereka tidak akan mengalami akibat atas perasaan mereka. Namun, jika mereka menunjukkan emosi dengan berperilaku negatif, mereka akan menghadapi konsekuensi.

Mengerti perasaan anak-anak dan memberikan respons yang tepat adalah aspek yang sangat penting dalam perkembangan pikiran anak. Fakta ini menunjukkan bahwa ketika anak-anak memiliki pemahaman yang baik tentang emosi mereka, penelitian menunjukkan bahwa mereka akan mencapai prestasi yang lebih baik di sekolah dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan teman-teman dan guru.

Baca Juga: Serangan Jantung pada Anak, Apakah Bisa Terjadi?

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak untuk Mengelola Emosi?

Anak Durhaka Ratio 16x9 1

Apabila ibu mengajarkan kepada anak bahwa emosi mereka normal dan mereka dapat menemukan cara yang tepat dalam bersosialisasi untuk mengatasi emosi tersebut, kemungkinan besar ibu akan melihat perubahan yang signifikan dalam perilaku mereka.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu anak dalam mengatur emosi dan perilakunya, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Anak perlu diberi tanda atau pengenalan pada emosi yang mereka

Bimbinglah si anak untuk mengungkapkan perasaannya agar mereka bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai emosi mereka. Misalkan, katakanlah, ‘Nampaknya kamu merasa sangat kecewa karena kita tidak bisa pergi ke taman hari ini.’

ARTIKEL TERKAIT •
Prosopagnosia, Sebuah Kelainan Sulit Mengenali Wajah

Dalam situasi tersebut, anak akan belajar mengenali berbagai jenis emosi yang dapat mereka rasakan, seperti kemarahan, kesedihan, kekecewaan, atau kebahagiaan.

2. Ajarkan keterampilan cara mengatasi masalah secara efektif

Ajarkan anak cara menghadapi perasaan yang tidak nyaman dengan cara yang positif secara proaktif. Misalnya, beri contoh kepada mereka bahwa mereka bisa melakukan aktivitas mewarnai ketika merasa sedih atau bermain di luar rumah ketika mereka marah.

3. Berikan kesadaran bahwa anak memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri

Apabila seseorang sedang merasa tidak baik, kita dapat berdiskusi mengenai bagaimana perilaku tertentu cenderung memperburuk suasana hatinya. Kita dapat menjelaskan bahwa ada pilihan lain yang dapat menghibur mereka, seperti bermain permainan yang menyenangkan.

4. Mendidik anak agar sadar akan perilaku yang tidak pantas

Apabila seorang anak dengan marahnya merusak mainan saudaranya, penting untuk memberikan konsekuensi yang adil dan jelas. Sampaikan dengan tegas bahwa mereka tidak akan dihukum karena perasaannya, namun tetap akan dikenai konsekuensi jika melanggar aturan.

ARTIKEL TERKAIT •
Cara Sehat Mengatasi Rasa Cemburu dalam Hubungan

5. Jangan terima emosi sebagai justifikasi

Jika seorang anak mengatakan bahwa dia tidak dapat menyelesaikan tugas rumahnya karena sedang merasa sedih, jangan membiarkannya berhenti menyelesaikan tugas tersebut.

Kecuali dalam situasi yang sangat jarang, haraplah mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Contohnya, saat ada kejadian duka di dalam keluarga atau dalam situasi darurat tertentu.

Ketika anak-anak tumbuh dewasa, mereka akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengendalikan emosi mereka. Namun, ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Sejak usia dini, anak-anak perlu belajar mengenali emosi mereka dan memahami bagaimana merespons dengan benar. Semoga informasi ini berguna.

Tinggalkan Balasan