Jangan meremehkannya, ada 4 risiko serius dari menstruasi yang tidak teratur.
Wanita sering kali merasa bingung ketika mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal ini membuat mereka kesulitan menentukan masa subur dan kapan datangnya menstruasi setiap bulannya.
Selain itu, ketidakteraturan menstruasi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang beragam. Apa risiko dari siklus haid yang tidak teratur? Informasi singkat tentang hal tersebut akan dibahas dalam artikel ini.
Tanda-tanda Menstruasi Tidak Teratur

Umumnya, siklus haid pada wanita terjadi sekitar setiap 28 hari atau antara 21 hingga 35 hari, seperti yang kami kutip dari Medical News Today. Durasi menstruasi biasanya berlangsung selama empat hingga tujuh hari.
Sebagian besar wanita memiliki pola aliran menstruasi yang fluktuatif selama periode ini berlangsung, tetapi ada juga yang mengalami haid tidak teratur yang sulit diprediksi.
Siklus haid pada wanita dapat dianggap tidak teratur jika mereka melewati periode haid tanpa batas waktu. Haid yang terjadi lebih sering dari setiap 21 hari atau lebih jarang dari setiap 35 hari juga dianggap tidak teratur. Siklus haid yang tidak teratur juga sering disertai dengan berbagai gejala, seperti pendarahan yang banyak atau sedikit, kram perut, mual, atau muntah.
Bahaya Menstruasi yang Tidak Teratur
Biasanya, haid yang tidak teratur tidak berbahaya. Namun, jika terus berlanjut, dapat menyebabkan masalah kesehatan. Menurut Medicine Net, berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat haid yang tidak teratur.
1. Anemia Defisiensi Besi
Terdapat kadar zat besi terdapat dalam darah. Jika jumlah darah yang keluar saat menstruasi terlalu banyak dan sering, kita dapat mengalami kehilangan darah yang signifikan. Akibatnya, tubuh akan mengalami kekurangan zat besi.
2. Infertilitas atau Ketidaksuburan
Menstruasi yang tidak teratur dapat terjadi karena anovulasi, di mana tubuh tidak melepaskan sel telur. Kondisi ini dapat menyulitkan seorang wanita dalam mencoba untuk hamil.
3. Osteoporosis
Proses ovulasi merupakan penyedia estrogen yang berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang. Jika seseorang mengalami kegagalan ovulasi secara terus-menerus, maka risiko terkena osteoporosis akan meningkat karena kadar estrogen yang berkurang.
4. Hiperplasia endometrium
Jika seseorang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dalam jangka waktu yang lama tanpa mendapatkan pengobatan, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperplasia endometrium. Hiperplasia endometrium adalah kondisi di mana lapisan dinding rahim menjadi lebih tebal dan hal ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker endometrium. Untuk menghindari risiko yang timbul akibat menstruasi yang tidak teratur, perlu kita ketahui dengan seksama siklus haidnya.
Baca Juga: Pentingnya Rutin Ganti Pembalut dalam Sehari
Jika Anda mengalami gejala tidak teratur pada menstruasi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Jangan menunda-nunda, terutama jika menstruasi Anda terlambat atau berlangsung lebih lama dari biasanya.