Erotomania adalah gangguan delusional di mana seseorang merasa bahwa mereka dicintai oleh orang lain padahal sebenarnya tidak.
Tidak hanya sekadar merasa tergoda atau sombong, terdapat sebuah gangguan mental dengan sebutan erotomania. Apa itu erotomania?
Istilah erotomania menjadi viral di media sosial setelah ada satu postingan yang membuat netizen merasa mereka mengalami erotomania.
Erotomania adalah suatu kondisi mental di mana seseorang memiliki keyakinan delusional bahwa orang lain, terutama mereka yang memiliki status sosial tinggi, sangat mencintai mereka meskipun tidak ada bukti atau perasaan balasan.
Menurut psikoterapis Gary Tucker, sulit untuk mengetahui seberapa sering gangguan delusi ini terjadi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 15 dari setiap 100.000 orang mengalami gangguan delusi setiap tahunnya. Selain itu, wanita memiliki kemungkinan tiga kali lebih tinggi untuk didiagnosis dengan gangguan ini dibandingkan pria. Hal ini mengutip dari Very Well Mind.
Banyak kali, objek delusi melibatkan orang-orang yang memiliki status atau terkenal seperti selebriti.
Baca Juga: Arti Dobby Syndrome dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental
Faktor-faktor Penyebab Gangguann Erotomania
Erotomania adalah suatu kondisi psikologis yang dapat terjadi dalam berbagai gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, gangguan skioafektif, gangguan depresi mayor dengan gejala psikotik, gangguan bipolar, atau Alzheimer. Beberapa laporan kasus menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat memperparah atau memicu keyakinan yang salah tentang erotomania.
Media sosial memberikan kesempatan kepada kita untuk terkoneksi dengan orang-orang yang tidak kita kenal, sehingga dapat berguna sebagai tempat untuk mengamati, berkomunikasi, mengikuti, bahkan merasa terganggu. Privasi hampir tidak ada di media sosial, sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat kita lakukan dengan mudah.
Baca Juga: 5 Fakta Lambung yang Harus Kita Jaga Kesehatannya
Gejala Gangguan Erotomania
Menurut informasi dari WebMD, tanda-tanda erotomania yang paling mencolok adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki perasaan yang kuat terhadap diri Anda. Mungkin pada awalnya hal ini dapat meningkatkan suasana hati dan rasa percaya diri. Namun, ketika orang lain mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar, Anda mungkin akan merasa marah.
Percaya ini juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan penguntitan, komunikasi yang berlebihan, perilaku pelecehan, dan perilaku merugikan lainnya. Ketika erotomania mencapai tahap ini, itu dapat menjadi sangat berbahaya.
Di samping itu, tanda-tanda khusus yang diberikan oleh orang yang kita cintai dapat dianggap sebagai respons yang sebanding dengan perasaan cinta tersebut.
Baca Juga: Detoks Media Sosial untuk Menjaga Kesehatan Mental
Bagaimana Mengatasi Gangguan Erotomania?
Jika tidak ditangani dengan benar, erotomania dapat menjadi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan tindakan menguntit, bahkan pelecehan dan kekerasan.
Untuk mengatasi gangguan erotomania, perlu pemeriksaan psikologis atau psikiatri untuk menilai kondisi jiwa individu tersebut. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan diagnosis erotomania dan untuk mengetahui apakah ada gangguan jiwa lain yang mungkin terkait.
Pada umumnya, terdapat dua pendekatan dalam mengobati erotomania, yaitu terapi psikologis dan penggunaan obat-obatan. Tujuan dari kedua pendekatan ini adalah untuk mengatasi gejala delusi dan psikosis yang pasien alami. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua pendekatan tersebut.
1. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membantu penderita agar dapat secara bebas mengungkapkan gejala yang mereka alami. Dalam terapi ini, penderita juga akan mendapat bimbingan untuk menyadari kenyataan dan mencari solusi yang lebih baik dalam menghadapi masalah.
Terapi kognitif perilaku juga dapat berguna untuk membantu penderita memahami situasi yang mereka hadapi, sehingga mereka dapat mengelola gejala yang muncul dan menemukan cara yang tepat untuk mengatasi masalah.
2. Pemberian Obat-obatan
Selain terapi psikologis, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan antipsikotik, seperti risperidone, olanzapine, dan clozapine, untuk mengatasi gejala psikosis yang terkait dengan erotomania. Obat-obatan ini juga bisa untuk mengobati skizofrenia.
Di samping itu, jika erotomania timbul karena gangguan bipolar atau depresi, dokter bisa meresepkan obat antimania dan antidepresan untuk mengobati keadaan tersebut.
Erotomania dapat menjadi tantangan yang sulit karena seringkali penderitanya tidak menyadari bahwa mereka mengalami gangguan delusi. Karenanya, kesadaran dan dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting dalam mengatasi erotomania.
Jika Anda mengamati gejala erotomania atau menyadari bahwa seseorang yang dekat dengan Anda mengalami kondisi ini, jangan ragu untuk segera mencari bantuan dari psikiater atau psikolog.