Penampakan ahool pertama kali dilaporkan oleh Dr. Ernest Bartels pada tahun 1925, saat Bartels menerbitkan kisahnya ketika menjelajahi Gunung Salak di pulau Jawa. Ahool memiliki suara yang endemik, yaitu “ahOOOooool”
Ahli cryptozoology, Ivan T. Sanderson, berspekulasi bahwa Ahool mungkin kerabat Kongamato di Afrika. Oh iya, mungkin sebagian dari teman-teman sedikit asing dengan istilah “cryptozoology”.
Apa itu cryptozoology?
Crytozoology merupakan ilmu yang membahas tentang makhluk (cenderung hewan) yang keberadaannya masih tersembunyi dan jarang diketahui. Benar tidaknya masih abu-abu namun secara empirisme masih bisa diterima meskipun tidak sepenuhnya. Contoh kriptid paling terkenal ialah Big Foot atau Yeti dari Himalaya.
Ahool diceritakan suka memangsa hewan-hewan yang lebih kecil dari dia, juga tumbuh-tumbuhan di sekitar hutan tempat ia tinggal. Ketika memangsa, ahool akan meluncur dari puncak pohon menuju ke arah mereka dengan rahang yang terbuka lebar dan “menutupi atau menyelimuti” mangsanya dengan sayap besarnya. Konon, sayapnya memiliki panjang sekitar 3 meter.
Pendapat ahli mengenai Ahool
Sebagian ahli kriptid menyebutkan bahwa Ahool diduga merupakan evolusi dari pterosaurus hidup. Namun, yang paling mendekati untuk mendeskripsikan sosok Ahool ini adalah Javan Wood owl.
Burung hantu tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Ahool. Memiliki wajah datar dengan mata gelap yang dibesarkan oleh bulatan hitam, dan paruh yang sedikit menonjol, tubuhnya juga keabu-abuan serta memiliki ukuran yang cukup besar. Suaranya juga khas, yaitu sebuah teriakan HOOOH! tunggal yang keras dan kuat, dengan jeda panjang di antara seruannya.
Bisa jadi, apa yang disaksikan oleh Dr Ernest Bartels adalah Javan Wood Owl yang kebetulan memiliki ukuran sangat besar. Atau memang di Gunung Salak sana terdapat makhluk yang menyerupai kelelawar raksasa yang eksistensinya perlu penjelajahan lebih mendalam dan berbahaya bagi manusia.
Identitas dan keberadaan Ahool masih menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.