Menstruasi merupakan proses alami yang dialami oleh perempuan. Pada saat itu, alat kelamin wanita mengeluarkan darah karena siklus bulanan alami pada tubuh seorang wanita. Namun, baru-baru ini seorang wanita di India yang mengalami menstruasi tengah ramai menjadi perbincangan publik.
Pasalnya, wanita di Chandigarh, India ini menderita kondisi langka. Wanita yang tidak diketahui identitasnya ini mengeluarkan tangisan darah (bloody tears) ketika dibawa ke IGD di salah satu rumah sakit di Chandigarh, India.
Darah keluar dari mata saat menstruasi
Dilansir dari Outlook india, wanita ini mengatakan bahwa pada bulan sebelumnya ia juga mengalami kondisi sama seperti saat ini. Dia mengungkapkan, kondisi tersebut tidak menimbulkan rasa sakit atau tidak enak pada anggota tubuh lainnya.

Berdasarkan pernyataan dan keluhan tersebut, tim dokter di rumah sakit merekomendasikan wanita tersebut untuk melakukan tes radiologi dan oftalmologi. Berdasarkan tes-tes tersebut terungkap bahwa hasilnya normal yang menandakan tidak ditemukan bercak pendarahan lain pada tubuh wanita, serta dirinya tidak memiliki masalah penglihatan atau riwayat pendarahan pada matanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tim dokter mengetahui fakta jika wanita itu mengalami pelepasan darah dari matanya ketika dirinya tengah menstruasi. Tim dokter kemudian memvonis jika wanita tersebut mengalami kondisi langka yang disebut ocular vicarious menstruation.
Dari studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal, kondisi langka tersebut digambarkan sebagai pendarahan siklik di organ ekstragenital selama siklus menstruasi. Kebanyakan kasus, pendarahan muncul dari hidung. Namun, dalam beberapa kasus pendarahan dapat muncul dari perut, bibir, mata atau paru-paru.
Penyebab kondisi langka tersebut
Sampai saat ini, banyak dokter yang terus melakukan berbagai riset untuk mengetahui penyebab kondisi langka yang dialami oleh para wanita tersebut. Namun, banyak dokter yang meyakini penyebab vicarious menstruation terjadi karena endometriosis atau adanya jaringan endometrium pada organ ekstragenital.
Pada akhirnya, dokter memberikan wantia tersebut beberapa resep kontrasepsi oral yang di dalamnya terkandung kombinasi progesteron dan estrogen. Hingga selama tiga bulan mengonsumsi obat yang diresepkan, pendarahan di area matanya semasa menstruasi tidak lagi terjadi.