Polisi menemukan sejumlah sketsa hingga catatan tangan berinisial N berusia 15 tahun yaitu seorang pelaku pembunuhan anak berinisial A berusia 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Sketsa itu merupakan buah tangan N.
“Jadi anak ini pintar menggambar,” ujar Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Susetyo Purnomo Condro saat jumpa pers di Polres Jakpus, Jl Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/03/2020).
Sketsanya terlihat sangat apik. Selain wanita terikat, ada juga sketsa wanita menangis dalam cengkraman tangan, sketsa anak lelaki dan juga Slenderman.
Slenderman atau Slender Man adalah karakter fiksi yang berasal dari meme internet yang muncul pertama kali di forum Something Awful oleh pengguna Eric Knudsen dengan nama Victor Surge pada tahun 2009. Slenderman digambarkan sebagai sosok pria tinggi tanpa wajah.
“Ini adalah Slenderman tokoh favoritnya dari pelaku pembunuhan, kisah tentang kekerasan,” ujar Susetyo.
Selain sketsa-sketsa, polisi juga menemukan tulisan tangan pelaku. Beberapa di antaranya menggambarkan kekerasan.
“Kemudian yang cukup menarik ada tulisan ‘mau siksa baby dengan senang hati atau enggak tega’. Seperti tekanan psikologis,” ujarnya.
Polisi masih mendalami apakah sketsa-sketsa dan tulisan tangan pelaku ini berkaitan dengan pembunuhan korban. Polisi juga akan mendalami apakah tulisan-tulisan ini merupakan sebuah gambaran psikologis pelaku.
“Karena ini menyangkut anak, kami harus mencari alasannya. Kami mencoba mendalami beberapa catatan dari pelaku,” ujarnya.
Susetyo menambahkan, pihaknya juga menemukan beberapa catatan tangan pelaku yang menggambarkan sebuah kekecewaan pelaku terhadap keluarga.
“Ada kekecewaan kepada keluarga dituliskan di papan curhat dan berbagai gambar-gambar tentang kesedihan. Ini bukti-bukti kami kumpulkan untuk bahan pertimbangan BAPAS agar buat terang perkara ini dan menjadi atensi kita semua,” ujar Susetyo.
Dikabarkan bahwa sang pelaku pembunuhan menyukai film horor chucky.
Film Chucky adalah film bergenre horor. Film tersebut menggambarkan karakter boneka mainan anak Chucky yang hidup dan membunuh.
Sang pelaku tidak memiliki motif untuk membunuh korban. Namun pelaku mengaku memiliki dorongan kuat untuk membunuh korban saat itu.
“Pengakuan yang bersangkutan, dia yang membunuh karena ada dorongan dalam hati,” ujarnya.
Pembunuhan itu dilakukan di rumah pelaku ketika korban sedang bermain dengan adik pelaku. Seketika itu pelaku punya keinginan membunuh korban.
“Tiba-tiba timbul perasaan ingin membunuh saat melihat korban, seorang anak berumur 5 tahun,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.