Pada saat ini, RS Al Shifa sedang melakukan pengosongan karena 120 pasien tidak dapat tetap tinggal di sana.
Proses pengevacuan pasien dari Rumah Sakit Al Shifa sudah terlaksana setelah mendapat perintah dari Israel untuk mengosongkan rumah sakit tersebut dalam waktu satu jam.
Namun, mereka mengakui bahwa tidak semua orang dapat sepenuhnya meninggalkan daerah itu dan bergerak ke arah selatan. Lebih dari 100 pasien dipaksa untuk tetap tinggal di sana.
Menurut laporan Al Jazeera, sekitar 120 pasien di RS Al Shifa tidak dapat bergerak dan ditinggalkan. Hal demikian disampaikan Munir al-Barsh, salah satu dokter di sana.
Menurutnya, direktur rumah sakit, empat dokter lainnya, dan sekelompok perawat kecil telah memutuskan untuk tinggal di RS Al Shifa demi membantu pasien.
Mereka memutuskan hal tersebut setelah diberikan janji bahwa delegasi PBB akan dikirim ke tempat tersebut sekitar pukul 11.00 waktu setempat untuk menangani orang-orang yang masih tinggal di RS Al Shifa.
Proses Evakuasi Pasien RS Al Shifa

Sementara itu, pasien yang dianggap sudah dapat keluar dari rumah sakit tersebut dievakuasi menggunakan peralatan yang tersedia.
Menurut penjelasannya, banyak orang yang menggunakan kursi roda atau kasur lipat sebagai pasien. Keluarga mereka terpaksa membawa sendiri anak-anak atau orang tua yang mengalami luka.
“Saya benar-benar terkejut dengan pemandangan ini, itu benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya dengan tegas.
Omar Zaqout, seorang supervisor di Departemen Unit Gawat Darurat (UGD), mengungkapkan bahwa situasi di sekitar RS Al Shifa sangatlah menakutkan.
Menurut laporan Al Jazeera, Omar Zaqout mengatakan bahwa kami diminta untuk meninggalkan tempat melalui jalan al-Wehda. Di jalan itu, terdapat puluhan mayat yang tergeletak.
Banyak orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang tidak mampu berjalan dan ditinggalkan di luar.
Perintah Israel untuk Mengosongkan Rumah Sakit
Sebelumnya, tentara Israel memberikan satu jam waktu kepada semua orang di Rumah Sakit al Shifa untuk keluar dari kompleks medis tersebut.
Di RS Al Shifa, terlihat adanya ketakutan dan kepanikan yang luar biasa karena tidak mungkin untuk mengungsikan semua orang dengan cepat dan dalam kondisi sumber daya yang sangat terbatas.
Mereka tidak memiliki kendaraan ambulans yang cukup untuk mengangkut semua pasien dalam jumlah yang banyak ke wilayah selatan.
Di samping itu, tentara Israel tidak memberikan bantuan lain, seperti transportasi atau bahan bakar untuk ambulans, yang diperlukan untuk mengangkut semua pasien, termasuk bayi prematur, agar Rumah Sakit Al Shifa bisa segera ditinggalkan.
Sebelumnya, ada laporan dari Al Jazeera bahwa seorang dokter menyatakan bahwa rumah sakit diberikan waktu satu jam untuk mengungsikan pasien melalui Jalan Al-Rashid atau jalur laut.
Dia berpendapat bahwa jalur tersebut tidak bisa digunakan oleh orang-orang untuk mengungsi ke arah selatan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memberikan perintah untuk mengosongkan RS Al Shifa. Setelah mereka mengklaim telah menemukan terowongan yang digunakan oleh kelompok milisi Hamas di kompleks Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Palestina.
IDF mempublikasikan video di platform media sosial yang menampilkan lubang yang terlihat seperti terowongan setelah digali oleh pasukan mereka.
Dalam pernyataan mereka, IDF mengungkapkan bahwa hari ini terungkaplah infrastruktur terowongan Hamas yang berada di dalam rumah sakit.
Hamas menyangkal klaim IDF tentang penemuan terowongan yang digunakan sebagai pusat komando sebagai “pembohongan tanpa dasar.”